Foto: Silaturahmi dan sarasehan Khotib dan Da’i Masjid se-Bali digelar di Ballroom Sunset Hotel, Kuta, Badung, Minggu (31/3/2019).
Balinetizen, Badung
Para Khotib dan Da’i Masjid se-Bali berkomitmen penuh ikut aktif menciptakan Bali aman dan damai. Khususnya juga mencegah paham-paham radikal masuk dan berkembang di Pulau Dewata sehingga Khotib merupakan garda terdepan dari NU untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Demikian terungkap dalam acara silaturahmi dan sarasehan Khotib dan Da’i Masjid se-Bali yang digelar di Ballroom Sunset Hotel, Kuta, Badung, Minggu (31/3/2019) yang dihadiri kurang lebih 1000 orang.
Tampak hadir juga Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali K.H. Nurhadi, Ketua PBNU K.H. Abdul Manan, Ketua PWNU Provinsi Bali K.H. Abdul Azis, Pengurus PWNU Provinsi Bali Romi Surya dan Pengurus PWNU Kabupaten/Kota se-Bali.
Ketua Panitia Mohammad Amadi mengungkapkan kegiatan ini dalam rangka menciptakan Bali aman dan damai. Menurutnya PWNU mulai bergerak untuk mengumpulkan Khotib se-Bali untuk mencegah paham-paham radikal yang mulai berdatangan di Indonesia khususnya di Bali.
“Karena Khotib merupakan garda terdepan dari NU untuk menjaga kedaulatan NKRI.Jangan sampai faham-faham tersebut melemahkan Islam Nusantara yang sudah kita bangun dengan semangat kenegaraan,” ujar Amadi.
Selain itu, para Khotib diharapkan tidak menggunakan masjid dan musholla sebagai tempat kampanye. “Dengan pertemuan hari ini saya harapkan Khotib se-Bali tidak memakai tempat suci masjid dan musholla sebagai tempat untuk berkampanye maupun berpolitik,” katanya.
Ketua PWNU Provinsi Bali K.H. Abdul Azis dalam sambutannya berharapacara silaturahmi dan sarasehan itu akan berdampak positif bagi masyarakat dan kemananan Bali.
“Karena materi yang diberikan oleh narasumber bisa kita implementasikan ke masyarakat jadi tidak hanya kita yang hadir hari ini bertambah ilmunya, tetapi kita harus berbagi ilmu kepada masyarakat secara luas,” ujarnya.
Ia juga meminta agar pengurus NU untuk bisa mencegah masuknya paham radikal yang mengancam Pancasila dan NKRI. “Saya menginginkan agar para pengurus NU di Masjid maupun Musholla jangan jauh-jauh sehingga tidak ada celah kepada faham-faham radikal untuk berkembang di sekitar kita,” katanya.
Tolak Hoax, Jadikan Masjid Tempat Bangun Pertahanan NKRI
Sementara itu Rois Syuriah PWNU Provinsi Bali K.H. Nurhadi, dalam sambutannya meminta warga NU untuk tidak menyebut kafir kepada non muslim. ”Saya menginginkan agar NU seluruhnya dan khususnya NU di Bali jangan ada Iagi kata-kata kafir yang diutarakan kepada saudara-saudara kita yang non-muslim,” katanya mengingatkan.
Ia juga mengajak untuk menolak berita hoax yang bisa memecah belah bangsa. “Mari bersama-sama menolak berita hoax, karena berita hoax bisa menghancurkan kedaulatan NKRI, apalagi berita hoax menyinggung tentang SARA,” katanya.
Soal adanya isu tentang mencoblos hukumnya halal dan golput hukumnya haram, K.H. Nurhadi menjelaskan hal tersebut tidak benar dan tidak pernah diucapkan oleh K.H. Ma’ruf Amin pada saat menjadi Ketua MUI.
“Mari kita jaga keamanan negara ini bersama-sama sehingga tugas dari aparat keamanan bisa sedikit ringan untuk kedepannya,” tutupnya.
Dalam Sarasehan tersebut, Ketua PBNU K.H. Abdul Manan membawakan materi tentang Masjid sebagai Tempat Strategis Membangun Umat dan Pertahanan NKRI.
Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa Masjid merupakan tempat terbaik untuk umatnya bertemu dengan Allah, sehingga Masjid merupat tempat paling mulia di Bumi.
”Maka beruntunglah para Khotib yang selalu ke Masjid dan menjadi orang yang menjaga serta merawat Masjid tersebut,” ujarnya.
“Masjid harus menjadi tembat belajar, pembimbing untuk anak-anak kita yang akan menjadi penerus bangsa kedepan,” imbuhnya.
la juga mengatakan, Masjid merupakan tempat untuk bersosial dan bersosialisasi antara masyarakat satu dengan yang Iainnya.
”Saya menyampaikan kepada Khotib tidak ada kotbah yang menjelek-jelekan Kepala Negara dan jangan sampai kotbah tersebut memecah belah kesatuan bangsa kita,” tandasnya. (wid)
Editor : Sutiawan