Komang Astita Dalam Konser “Celebrate Life” SBF di Museum Nasional 

Keterangan Poto : Komang Astita dan Penulis

Balinetizen, Jakarta

Setiap seniman memiliki kisah Perjalanan berkesenian yang berbeda-beda. Banyak seniman berkarya seni menguatkan identitasnya dengan ciri khas yang berbeda pula. Tentunya tanpa dedikasi yang tinggi serta kedisiplinan yg kuat, perjalanan berkesenian akan sulit mencapai harapan.

Berbeda dengan Dr. I Nyoman Astita MA atau yang sering disebut Komang Astita mengarungi dunia berkesenian selama puluhan tahun menabur kesenian Bali ke negara-negara Eropa, Asia hingga Amerika. Ketekunan, kedisiplinan, kesetiaan membawanya menjalin hubungan dengan institusi seni, organisasi seni baik nasional maupun Internasional.

Karya-karyanya banyak yang menginspirasi seniman muda Bali untuk lebih berani berkarya dengan instrumen musik barat ataupun tradisi Indonesia. Beberapa karya komposisi tradisi dan kontemporer diantaranya : Gema Eka Dasa Rudra (1979), Paksi Ngelayang (1990), Smara Winangun (1979), Murdaning Sekati (1992) karya kontemporer : waton, dolanan, pencon, ombak buluh dll.

Ditemui disela-sela konser “Celebrate Life” di Museum Nasional Jakarta Jumat, 26 April 2019. I Nyoman Astita yang juga sebagai founder SBF menampilkan karyanya yang tercipta 1986 lalu yaitu “Kotekan for two marimbas, flute & chimes” bernuansa musik barat ( three movements on Sonata Form) serta berorientasi pada motif kotekan gamelan Bali seperti nyogcag, norot, nelu, ngempat dan ngempyung.

Kali ini karya “kotekan” tsb menggunakan instrumen seperti Gitar (Jonathan Wiseman), Suling (Nyoman Astita), Gitar (Boo-boo Sianturi), Selonding (Made Agus Wardana), Pianika (Theo) dan Biola (Irvan). Ratusan penonton yang hadir memberi apresiasi yang tinggi terhadap karya tersebut.

“Sacred Bridge Foundation (SBF)”
Konser yang bertema “Celebrate life” ini merupakan konser merayakan dan mengenang jasa serta kontribusi para founders SBF salah satunya adalah Serrano Sianturi (Chairman SBF) yang meninggal Januari 2019 lalu.

Baca Juga :
Kecelakaan Maut di Pesanggaran, Sopir Truk Diperiksa

Dalam sambutannya Boo-boo Sianturi selaku Chairman SBF yang baru menyampaikan bahwa kepergian ayahanda tercinta ini tidak akan menyurutkan misi SBF dalam menebarkan nilai kemanusian, spiritualitas dan ilmu pengetahuan. Justru lebih teguh dan kokoh mencari energi baru sekaligus melanjutkan jiwa semangat SBF yang mencuat sejak berdiri pada tahun 1998 lalu.

Penulis : Made Agus Wardana (Ciaaattt)

Leave a Comment

Your email address will not be published.