Tampil Memukau di PKB XLI, Bung Byog Diapresiasi Penonton

Sekaa Gong Kebyar Dewasa Kerta Maheswara Jaya Pasti dari Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Selasa (2/7) kemarin malam tampil memukau pada perhelatan Pesta Kesenian Bali ke- 41 di Panggung Terbuka Arda Candra Art Centre Denpasar

Balinetizen.com, Jembrana 

Sekaa Gong Kebyar Dewasa Kerta Maheswara Jaya Pasti dari Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Selasa (2/7) kemarin malam tampil pada perhelatan Pesta Kesenian Bali ke- 41 di Panggung Terbuka Arda Candra Art Centre Denpasar. Pada pertunjukan tersebut, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Kerta Maheswara Jaya Pasti menampilkan tabuh kreasi kekebyaran berjudul Ngangsur, Tari Kreasi Solah Ngrawit berjudul Bung Byog, Sandyagita yang berjudul Purwa Nirarta dan Tari Kreasi Kekebyaran berjudul Purancak.

Pada penampilan Bung Byog, penonton memberikan apresiasi berupa applause saat pertunjukan. Bung Byog sendiri merupakan tari kreasi yang merupakan singkatan dari bumbung gebyog. Tari kreasi tersebut menceritakan kehidupan agraris di Kabupaten Jembrana pada saat menumbuk padi. Suara yang di timbulkan oleh penumbuk padi menjadi inspirasi seniman untuk menciptakan tarian kreasi tersebut.

Tari kreasi tersebut di tarikan oleh tiga orang wanita remaja yaitu I Gusti Komang Tyas Lukyantari, Ni Kadek Putri Indira Febrianti, Agung Ayu Komang Mia Anjali. Dalam tarian tersebut, mereka tidak hanya menampilkan gerak tari namun juga melakukan atraksi melempar bilah bambu keatas, memainkan alu dan juga memainkan bilah bambu sebagai alat musik. “Kami berlatih intense selama tiga bulan. Yang tersulit pada saat kita melakukan atraksi. Karena tidak terbiasa dan baru kali ini mencobanya” ujar Tyas dan ke dua rekannya.

Selain Tari Kreasi Solah Ngrawit berjudul Bung Byog, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Kerta Maheswara Jaya Pasti juga menampilkan Tabuh Kreasi Kekebyaran yang berjudul Ngangsur (nafas tersengal – sengal). Tabuh tersebut menceritakan nafas manusia yang mempengaruhi aktivitasnya sehari hari. Pertunjukan kemudian dilanjutkan oleh Sandyagita yang berjudul Purwa Nirarta yang merupakan perpaduan gerak tari dan suara. Purwa Nirarta menceritakan perjalanan Dang Hyang Nirarta dalam penyebaran agama hindu di Bali.

Baca Juga :
Lanjutan Kontrak Hotel Isolasi Covid-19 di Gianyar Tergantung Pemprov

Pertunjukan ditutup oleh Tari Kreasi Kekebyaran berjudul Purancak yang menceritakan I Gusti Ngurah Rangsasa seorang penguasa daerah Tanjung Ketapang yang arogan, keras dan kejam. Setiap yang masuk ke wilayahnya wajib hukumnya menyambah batu perahyangannya. Tibalah Dang Hyang Nirarta ke Bali dan beliapun diminta menyembah. Namun saat menghaturkan sembah tiba tiba batu perahyangan milik I Gusti Ngurah Rangsasa hancur. I Gusti Ngurah Rangsasa pun marah dan terjadilah pertempuran yang diakhiri kekalahan I Gusti Ngurah Rangsasa.(Humas Jembrana)

Leave a Comment

Your email address will not be published.