Keterangan foto: Telur ayam petelur (kiri), telur “c” alias telur afkiran (kanan)/MB
(Balinetizen.com) Jembrana –
Jelang hari raya Galungan dan Kuningan harga telur dipasaran mulai merangkak naik. Kondisi ini pastinya membuat sejumlah peternak ayam petelur tersenyum.
Namun, sejak beberapa hari belakangan senyuman peternak ayam petelur berubah menjadi jeritan sedih. Pasalnya, dipasaran beredar telur “afkiran”. Telur yang kerap disebut telur “C” ini harganya pun jauh lebih murah. Sementara harga pakan ayam petelur tak jua kunjung turun.
Selain merambah sejumlah warung, telur C juga sudah masuk kesejumlah pasar di Jembrana, seperti terpantau di Pasar Umum Negara.
Oleh pedagang, telur C dijual seharga Rp.900 sampai Rp.1000 per butir, lebih murah dari telur biasa umumnya yang dijual seharga Rp.1.250 sampai Rp.1.300 per butir.
“Satu (perbutir) harganya seribu. Kalau yang ini, satu (perbutir) Rp.1.250” ujar Nariati, salah seorang pedagang di Pasar Umum Negara.
Telur C menurut pedagang sifatnya titipan. Karena yang dibayar yang terjual saja dan sisanya bisa kembali. Berbeda dengan telur biasa umumnya dimana para pedagang harus membeli dengan membayar langsung.
“Yang laku saja yang dibayar. Juga jarang ada mau (beli), katanya rasanya beda” imbuhnya.
Gusti Ketut Subali, salah seorang peternak ayam petelur mengeluhkan adanya peredaran telur C tersebut. Ia menilai telur yang disebutnya telur putih dengan harganya yang murah bisa merusak harga telur dipasaran.
Selanjutnya ia berharap pemerintah bisa menindaklanjutinya karena bisa mematikan usaha peternak ayam petelur.
“Lama lama kami bisa bangkrut. Apalagi harga pakan ayam mahal” ujar Subali yang memiliki 600 ekor ayam petelur.
Telur C atau telur putih jika dipecah kuning telurnya pecah, berbeda dengan umumnya yang terlihat utuh.
Pewarta: Komang Tole
Editor: Hana Sutiawati