Wabup Kembang Proyeksikan Jembrana Jadi Sentra Udang

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan berharap peternak udang dapat menggunakan teknologi Busmetik dan Butamira sehingga kejayaan peternakan udang di Jembrana bisa bangkit kembali bahkan menjadi sentra udang terbesar di Bali.

Balinetizen.com, Jembrana

Diera tahun 80-an hingga 90-an Kabupaten Jembrana dikenal sebagai sentra budidaya udang. Tambak-tambak udang bertebaran disejumlah daerah seperti di daerah Desa Budeng, Kecamatan Jembrana dan di Kecamatan Negara yakni di Kombading Desa Pengambengan dan Awen Mertasari di Kelurahan Lelateng. Namun akibat berbagai faktor, antara lain serangan penyakit dan kualitas lingkungan yang menurun banyak dari tambak udang tersebut akhirnya tutup dan terbengkalai.

Agar kondisi tersebut tidak terjadi kembali Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan berharap peternak udang dapat menggunakan teknologi Busmetik dan Butamira sehingga kejayaan peternakan udang di Jembrana bisa bangkit kembali bahkan menjadi sentra udang terbesar di Bali.

“Saya akan proyeksikan supaya Jembrana kembali menjadi sentra udang” ujar Wabup Kembang saat menghadiri kegiatan Panen Raya Tambak Udang dan Euntrepreneurship Festival serta Temuwicara Budidaya Tambak Busmetik dan Butamira di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana, Jumat (2/8).

Menurut Wabup Kembang, tambak Udang Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik) dan Pengenalan Budidaya Tambak Udang Mini Skala Rumah Tangga (Butamira) merupakan teknologi budidaya udang pengembangan dari Sekolah Tinggi Perikanan Serang yang diuji cobakan di Pengambengan.

Tambak jenis baru tersebut tidak membutuhkan lahan luas, namun hanya 600 – 1000m2 pada busmetik dan 100m2 pada butamira seperti tambak konvensional umumnya. Juga dapat dilakukan pada semua jenis tanah dan resiko serangan penyakit udang minim serta tidak menggunakan antibiotika sehingga tidak merusak ekosistem.

Baca Juga :
Masyarakat Manistutu Ingin Kelola Bendungan Benel untuk Pariwisata

Melihat hasil panen udang Vanname yang mencapai hingga 10 ton lebih, Wabup Kembang ingin kembali membangkitkan kejayaan sentra udang di Jembrana tahun 80-an dan 90-an.

“Saya melihat ini sangat luar biasa. Ini merupakan teknologi baru. Dengan pemanfaatan lahan yang tidak begitu luas, tapi hasilnya luar biasa” ujar Wabup Kembang sembari mengucapkan terima kasih banyak atas uji coba tersebut.

Melihat hadil panen tersebut Wabup Kembang juga akan terus mensupport keberadaan Politeknik tentunya dengan harapan tambak-tambak udang yang terbengkalai dulu dan pernah jaya bisa bangkit kembali.

Wabup Kembang menambahkan Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana merupakan harapan bagi masyarakat di Jembrana. Untuk itu pihakya berharap teknologi Busmetik dan Butamira bisa di praktekkan oleh para taruna kepada masyarakat. Kedepan setelah program infrastruktur di desa usai, dananya akan diputar ke pemberdayaan seperti tambak udang di Politeknik Kelautan dan Perikanan ini” ungkap Wabup Kembang.

Sementara itu Kepala Badan Riset Dan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan, Sjarief Widjaja, menyampaikan harapannya agar masyarakat mulai diajak mencoba model tambak Butamira dan Busmetik. Ia meyakini jika masyarakat memakai model tambak Butamira dan Busmetik maka Jembrana kembali menjadi sentra udang terbesar di Bali. “Tambak – tambak yang terbengkalai di sekitaran Kampus KKP itu bisa dikerjasamakan dengan kami. Taruna juga bisa masuk kesana untuk memulai mendorong Kabupaten Jembrana menjadi penghasil udang terbesar di Bali” ujarnya.

Mantan Kepala Desa Budeng yang juga peternak udang I Nyoman Darna dirinya baru kali ini melihat panen udang yang melimpah seperti kejayaan tambak udang terdahulu. “Saya merasa merinding dan saya berharap inovasi ini bisa membangkitkan kembali kejayaan tambak udang di Jembrana. Saya juga berharap nantinya Pemkab Jembrana bisa menganggarkan bantuan bagi peternak udang dengan teknologi baru ini” ucapnya. (Humas Jembrana)

Baca Juga :
Serangkaian Bulan Bung Karno dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemprov Bali Ajak Masyarakat Bangun Budaya Hijaukan Lingkungan

Editor : Hana Sutiawati

Leave a Comment

Your email address will not be published.