Polda Bali Pecahkan Rekor MURI, Pembentangan Kain Merah Putih Terpanjang di Desa Jatiluwih

Pada Rabu, 14 Agustus 2019 Pukul 10.00 Wita dilaksanakan kegiatan pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas “Pembentangan Kain Merah Putih Terpanjang di Hamparan Persawahan” Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Diiringi lagu Kebyar Merah Putih.

Balinetizen.com, Buleleng

Pada Rabu, 14 Agustus 2019 Pukul 10.00 Wita dilaksanakan kegiatan pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas “Pembentangan Kain Merah Putih Terpanjang di Hamparan Persawahan” Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Diiringi lagu Kebyar Merah Putih.

Pembentangan kain merah putih ini merupakan salah satu wujud nyata program pemerintahan Joko Widodo, yaitu SDM Indonesia Yang Unggul. Kain merah putih sepanjang 1.945 Meter tersebut dibentangkan oleh 1.700 personel Polri, 8 orang tokoh agama dan 45 personel TNI.

Pemecahan rekor MURI ini dihadiri Ketua Umum Bhayangkari, Nyonya Tri Tito Karnavian, Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, Ketua Bhayangkari Daerah Bali Nyonya Barbara Golose, Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Wayan Sunartha, Ketua MUDP Provinsi Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesha, Ketua FKUB Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Pejabat Utama Polda Bali, Pengurus Bhayangkari Daerah Bali dan Kapolres se-Bali.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Hengky Widjaya,S.I.K, M.Si mengatakan rangkaian kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat, yakni di panggung Ardha Candra, Art Centre, Kodya Denpasar dan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan,” Dipilihnya panggung Ardha Candra, Art Centre, karena sebagai Taman Budaya pusat kesenian Bali” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan adapun kegiatan yang dilakukan di Art Centre pada Senin, 11 Agustus 2019 adalah membuat formasi mozaik Hari Kemerdekaan, menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan penyalaan lilin di senja hari. “Kegiatan ini melibatkan 1.700 personel Polri yang mengartikan bahwa angka 17 tersebut sebagai tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan untuk penyalaan lilin di senja hari mengandung makna bahwa kita harus bias menjadi pribadi seperti lilin yang terbakar, yaitu cahayanya mampu menerangi tempat sekitar, meskipun harus mengorbankan diri sendiri.” terang Hengky Widjaya melalui pers rilisnya, Rabu (14/8) di Denpasar.

Baca Juga :
Resepsi HUT Bangli Ke 819

Lebih lanjut ia menerangkan sedangkan dipilihnya Desa Jatiluwih, karena sebagai daerah wisata dengan hamparan sawah terasering yang melambangkan kemakmuran. “Atas hal tersebut, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan sistem subak di Bali sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD).” Ungkap Hengky Widjaya.”Sedangkan kain merah putih sepanjang 1.945 Meter memiliki arti semangat perjuangan 45 demi mewujudkan Indonesia yang makmur dalam bingkai NKRI. Pembawa bendera TNI-Polri adalah tokoh agama. NKRI adalah TNI, Polri dan tokoh agama sebagai pemersatu bangsa Indonesia.” Pungkasnya.

Ny. Tri Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, Pulau Bali sebagai salah satu pulau di Indonesia yang memiliki keindahan alam dan kultur budaya yang khas. Apapun yang terjadi di Pulau Bali pasti akan terdengar ke seluruh dunia. Maka dari itu, hari ini dari Pulau Dewata akan menciptakan sejarah baru bagi bangsa Indonesia.

Pembentangan kain merah putih sepanjang 1.945 meter di tengah hamparan sawah Jatiluwih,Tabanan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia Ke-74. Kegiatan ini akan tercatat dalam rekor MURI.

Perjalanan jauh menuruni terasering nan indah sambil membawa bambu runcing layaknya para pahlawan bangsa untuk membentangkan kain merah putih sepanjang 1.945 meter. Namun, panas dan terik perjalanan ini, tidak seberapa dibandingkan perjuangan para pahlawan bangsa demi mengibarkan Sang Merah Putih di tanah air Indonesia.

Untuk itu, pertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia ini dengan menjunjung tinggi 4 konsensus dasar bangsa, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Ny. Tri Tito Karnavian hadir di tengah-tengah personel Polda Bali, TNI dan pemangku agama untuk bersama-sama membuktikan pada dunia, bahwa tanah dewata ini adalah The island of thousand temples, The island of paradise, The island of tolerance, The island of peace andThe island of love.

Baca Juga :
Isak tangis Iringi Keberangkatan Calon Jemaah Haji

Polri, TNI dan pemangku agama mampu mengamankan NKRI, menjaga sang merah putih dari segala ideologi yang merusak bangsa. Semoga kegiatan yang luar biasa ini mampu menjadi awal yang baik untuk memajukan Indonesia, agar mampu menghadapi globalisasi dunia dan Polda Bali mampu mempertahankan keamanan dan ketertiban masyarakat demi bangsa dan negara Indonesia.

From Bali We Shake the World! Dari Bali Kita Guncangkan Dunia. Indonesia merdeka! Merdeka! Merdeka! GS

Leave a Comment

Your email address will not be published.