Peran Strategis Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Dalam Percepatan Penggunaan Energi Terbarukan

Seminar pada Kamis, 12 September 2019 di Udayana International Convention Center, Kampus Bukit Jimbaran, Bali.

 

Balinetizen.com, Mangupura.

 

Saat ini hampir semua negara termasuk Indonesia telah mulai memanfaatkan energi terbarukan sebagai pengganti energi fosil yang, dari sisi proses maupun penggunaannya, telah merusak lingkungan hidup serta memicu terjadinya perubahan iklim. Energi Terbarukan menjadi target pemerintah Republik Indonesia dimana penggunaannya ditargetkan sebanyak 23% dari total penggunaan energi di Indonesia pada tahun 2025. Penggunaan Energi Terbarukan yang bersih dapat menurunkan kadar emisi karbon sehingga dampak perubahan iklim dapat kita tekan ke titik minimal.

Pemahaman mengenai Penggunaan Energi Bersih harus dimiliki oleh generasi muda khususnya mahasiswa, karena mahasiswalah yang akan paling terkena dampak dari perubahan iklim di masa mendatang. Penggunaan energi bersih sangat penting sebagai upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan ilkim dari sektor energi.

Pembahasan mengenai pentingnya mendorong penggunaan energi bersih yang terbarukan ini digelar dalam seminar pada Kamis, 12 September 2019 di Udayana International Convention Center, Kampus Bukit Jimbaran, Bali. Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Prof. Ir. Ida Ayu Dwi Giriantri, M.Eng.,S.C.,Ph.D., Ketua Center for Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, Suzy Hutomo, Chairwoman The Body Shop Indonesia, dan Leony Aurora, seorang Spesialis Komunikasi dan Periset tentang Narasi dan Persepsi Publik. Seminar tersebut dipandu oleh Hayat Mansur dari Yayasan Perspektif Baru selaku moderator dan dibuka dengan keynote speech dari Wakil Rektor 4 Universitas Udayana, Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH., M.Hum.

Dalam pemaparannya, Ida Ayu Dwi Giriantri mengatakan bahwa peran para akademisi, dalam hal ini mahasiswa, dosen, dan peneliti, sangat penting dalam mewujudkan penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan di Bali. “Bali dapat menjadi pelopor penggunaan energi bersih, mengingat nama Bali yang sudah dikenal dikalangan masyarakat internasional dan lokasinya yang strategis karena banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Sehingga kedepan, Bali dapat dikenal tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga kiblat pemanfaatan energi terbarukan, sesuai dengan slogan Bali Hijau Bersih dan Indah.” kata Ida Ayu.

Baca Juga :
Wisatawan asal Austria Tewas Korban Lakalantas Beruntun di Banjarasem

Senada dengan Ida Ayu, Suzy Hutomo mengatakan “Mahasiswa sebagai agen perubahan dapat lebih mengerti dan lebih sadar tentang impact climate change dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti : pemakaian fosil fuel dan penggunaan plastik. Karena penggunaan keduanya memberikan dampak langsung terhadap climate change. Mahasiswa juga harus commit to renewable energy dalam rencana mereka kedepan. Di perusahaan, pakailah solar panel, kalau punya rumah juga nanti bisa pasang solar panel karena sekarang sudah lebih mudah didapat. Mahasiswa harus sadar terhadap dampak pemakaian minyak bumi yang berlebihan terhadap climate change.” Pihak swasta, menurut Suzy, dapat mendukung kampanye ini melalui program-program berbasis komunitas dan tanggung jawab sosial (CSR). “Perusahaan juga harus lebih sadar terhadap climate change, salah satunya dalam hal transportasi dan penggunaan listrik. Kami di The Body Shop Indonesia sudah menggunakan panel surya untuk semua keperluan listrik di kantor.” tambah Suzy. (hd)

Leave a Comment

Your email address will not be published.