Bayar Masuk Kawasan Patung Siwa, Komisi II DPRD Jembrana Terjun ke Gilimanuk

Komisi II DPRD Jembrana Senin (30/9) mendatangi Taman Patung Siwa di Teluk Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya

Balinetizen.com, Jembrana

Komisi II DPRD Jembrana Senin (30/9) mendatangi Taman Patung Siwa di Teluk Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Kawasan ini kini dikelola oleh PT Ecomarine Indo Plago atau Wibit.

Sidak Komisi II DPRD Jembrana dipimpin Ketua Komisi Ketut Suastika menindaklanjuti adanya keluhan, dimana warga Jembrana yang hanya untuk sekedar jalan-jalan diareal Taman Siwa dikenakan tiket Rp.25 ribu dan luar Jembrana Rp.50 ribu.

Rombongan Komisi II DPRD Jembrana diterima Staf PT Ecomarine Indo Plago, Putu Susi Widiatrini dan Roy. Kepada pihak PT Ecomarine Indo Plago, Suastika menyampaikan maksud dan tujuan serta ingin mendapat penjelasan.

Suastika mengaku banyak menerima keluhan dari masyarakat, baik yang disampaikan langsung atau disampaikan lewat media social bahwa Taman Siwa yang sebelumnya adalah tempat atau ruang terbuka, kini menjadi tempat yang private dan dikomersialkan.

“Dulu tempat ini terbuka. Sekarang masuk harus melalui satu akses dan harus membayar Rp.25 ribu bagi warga ber KTP Jembrana. Banyak pertanyaan kenapa kami masuk ke Taman Siwa harus bayar” ujar Suastika.

Suastika juga mempertanyakan apa yang didapatkan Pemkab Jembrana, kalau pun sudah ada MoU dan ingin tahun bagaimana modelnya.

“Apakah sewa dari asset, apakah pajak dari pariwisata, apakah sewa sehingga nantinya kami bisa menjawab pertanyaan dari masyarakat. Ini juga demi keberlangsungan usaha disini. Apakah juga bisa menampung warga kami sebagai tenaga kerja. Desa adat juga dapat apa” ungkapnya.

Akan pertanyaan tersebut, baik Putu Susi Widiatrini dan Roy belum bisa memberikan penjelasan terkait MoU antara PT Ecomarine Indo Plago dengan Pemkab Jembrana. “Maaf kami belum bisa memberikan penjelsan. Nanti akan kami sampaikan kepada Presiden Direktur PT Ecomarine Indo Plago, Yudiansah Yosal” jelasnya.

Baca Juga :
Pengemudi Mercy lawan arus di Tol JORR penderita demensia

Seusai ke Taman Patung Siwa, rombongan Komisi II DPRD Jembrana kemudian melakukan pengecekan ke Terminal Maneuver Gilimanuk terkait penolakan rencana revitalisasi pasar tersebut.

IB Alit Negara, Ketua Pedagang Terminal Maneuver Gilimanuk bersama beberapa pedagang menyampaikan alasan penolakan revitalisasi. Salah satunya ukuran kios 2×3 meter yang akan dibangun, jauh lebih kecil dibanding ukuran kios yang ditempati sekarang 3×4 meter. “Ukuran dan jumlah kios yang dibuat juga tidak sesuai dengan HGB milik para pedagang” ujarnya.

Menurutnya, total jumlah pedagang yang memiliki HGB ada 40, diluar milik Pemkab Jembrana dan yang aktif 17 pedagang. Pedagang yang tidak aktif karena posisi kiosnya ada didalam dan sepi pembeli.

Selain itu lanjutnya, rencana revitalisasi juga tidak disososialisasikan sejak awal dan baru disosialisasikan setelah dana pusat turun dan kios-kios di Terminal Manruver ini akan dijadikan pasar. Padahal di Gilimanuk sudah ada pasar.

Sementara Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata mengatakan revitalisasi Terminal Maneuver diusulkan dan mendapat dana dari pusat Rp.6 miliar lebih. Setelah dilakukan pendataan awal, yang punya HGB 38 orang dan diusulkan 40 kios dimana 2 kios untuk cadangan.

Karena dari pusat harus Pasar tipe C dimana harus ada 200 pedagang lalu turun protap dengan ukuran kios 2 X 3 meter. “Itu dari pusat. Kami upayakan lagi bernegoisasi ke pusat, tapi tidak dibolehkan merubah prototype dan gambarnya. Kegiatanya juga tidak boleh dipindah” ujarnya.

Hal tersebut lanjutnya juga sudah disampaikan ke pedagang dan pedagang tidak menerima karena sulit menaruh dagangan. “Kami kembali bernegoisasi dan belum ada titik temu. Kami ingin semua pedagang yang diluar juga bisa tertampung juga disini” jelasnya.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Jembrana Ketut Suastika mengatakan maksud kedatangan ke Taman Siwa dan Terminal Maneuver Gilimanuk untuk melihat langsung dam mendapatkan masukan.

Baca Juga :
Sasar Rumah Kos, Pol PP Jembrana Ciduk 38 Duktang

“Apa yang kami lihat dan kami dengar nanti akan kita bahas dengan dinas terkait serta investor dalam rapat kerja guna. Ini semata-mata untuk mencari solusi terbaik termasuk terkait keluhan masyarakat ke Taman Siwa” pungkasnya. (Komang Tole)

Leave a Comment

Your email address will not be published.