Pemuteran Bay Festival 2019 Mengusung Tema ‘Taksu Giri Baruna’

Pemuteran Bay Festival 2019

Balinetizen.com, Buleleng

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir, Nyoman Sutrisna,MM dipenghujung pengabdiannya sebagai ASN bersama masyarakat Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng menggelar Pemuteran Bay Festival (PBF) yang ke-5 di Tahun 2019. Ajang bergengsi yang gaungnya hingga ke manca negara, kali ini mengusung tema “Taksu Giri Baruna” yang disimbulkan dengan kekuatan Gajah Mina mengandung makna sangat dalam bagi masyarakat Bali pada umumnya dan Buleleng pada khususnya yang memiliki geografis nyegara gunung. Dan tujuan dari kesemuanya ini adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan datang ke Buleleng.
Dalam acara pembukaan Pemuteran Bay Festival, Kamis (3/10) petang di Tanjung Budaya Desa Pemuteran, tampak hadir Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kementerian Pariwisata RI Prof. Dr. I Gede Pitana. Msc, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, OPD lingkup Pemkab Buleleng dan Kelian Bendesa Adat Pemuteran serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya Prof Gede Pitana mewakili Menteri Pariwisata mengatakan PBF dalam pariwisata berkelanjutan, nantinya mampu mereprensentasikan kekuatan kebudayaan pariwisata bahari Marine Tourism. Artinya PBF merupakan suatu bentuk empiris dalam melestarikan alam bawah laut beserta seluruh isi di dalamnya. Dimana kekuatan dari Pemuteran ini adalah keseimbangan alam melalui konservasi terumbu karang.
Menurutnya kekuatan Gajah Mina mengingatkan kepada kita agar senantiasa eling dan bergerak bersama dalam kebersamaan untuk melaksanakan konservasi, perlindungan, serta revitalisasi terhadap berbagai kekayaan alam yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa,”Kita cukup berbangga karena PBF terkatagori seratus festival terbaik di Indonesia dan tercatat dalam Calender Of Event nasional. Halmana pelaksanaan festival telah mampu mereprensentasikan kekuatan budaya laut merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Disini terletak keunikan dan kekuatannya yang dalam istilah pemasaran marine tourism disebut unique challenge point,” urai Prof Gede Pitana.
Pada sisi lain, Bupati Agus Suradnyana mengatakan bahwa pada intinya PBF merupakan salah satu event promosi tentang potensi kepariwisataan Buleleng yang bertujuan guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Buleleng. Sehingga harapannya ketimpangan perkembangan pariwisata antara Bali Utara dan Bali Selatan dapat semakin diminimalisir dengan baik.
Iapun mengapresiasi tema “Taksu Giri Baruna” yang diusung pada PBF 2019 ini, mencerminkan konsistensi dari masyarakat Desa Pemuteran dalam menjaga ekosistem bawah laut termasuk kehidupan terumbu karangnya. Artinya pelestarian potensi pariwisata, baik itu alamnya, budaya dan adat istiadatnya dapat terus berlanjut suistainable tourism,”Hal ini, akan terus dapat mengeksplorasi keindahan-keindahan yang masih belum tergali dengan konsep Community Based Development,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan eksistensi Buleleng dalam mengembangkan wisata yang berbasis bahari Marine Tourism, telah mendapat banyak apresiasi dan pengakuan dunia seperti PATA Gold Award, Equator Prize Award UNDP, UNWTO Gold Award dan terakhir ISTA Gold Award serta masih banyak penghargaan lainnya. Dengan kesemuanya ini, diharapkan masyarakat bersinergi untuk bersama-sama menjaga dan memelihara keseimbangan alam bawah laut Pemuteran.”Menjaga dan memelihara disini, salah satunya melalui restorasi terumbu karang di bawah laut” pungkas Bupati Agus Suradnyana. GS

Baca Juga :
Cegah Penyebaran COVID-19, Bupati Suwirta melaksanakan rapat melalui Video Conference  

Leave a Comment

Your email address will not be published.