Presiden Jokowi: ASEAN Plus Three (APT) Jangkar Stabilitas Keamanan dan Kesejahteraan di Kawasan

Presiden Jokowi: ASEAN Plus Three (APT) Jangkar Stabilitas Keamanan dan Kesejahteraan di Kawasan

Balinetizen.com, Bangkok

Setelah lebih dari 2 dekade, ASEAN Plus Three (APT) telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan. Dari mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT ke-22 APT yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, pada Senin, 4 November 2019.

“Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan,” ucap Presiden.

Bahkan ke depan, kata Presiden Jokowi, tantangan yang dihadapi kawasan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing.

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional semakin meningkat.

“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” ucap Presiden Jokowi.

Untuk menyikapi dinamika tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan dua hal yaitu pentingnya memperkuat saling percaya _(strategic trust_) dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.

Untuk memperkuat saling percaya _(strategic trust_), Presiden Jokowi berharap agar soliditas negara APT diperkuat.

_“Strategic Trust_ harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, _habit of dialogue_ harus terus dikedepankan,” tutur Presiden.

Presiden Jokowi juga mengingatkan jika _strategic trust_ melemah maka kekuatan kawasan akan goyah.

“Jika soliditas APT rapuh maka stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran kawasan menjadi taruhan,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam.

Baca Juga :
Panglima TNI Andika Perkasa Bahas Potensi Pelajar di Luar Negeri dan Geopolitik Internasional dengan PPI Dunia

Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan kita pada tahun 2016 (misalnya) tercatat sebesar USD 91 miliar.

“Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF)

“Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” kata Presiden Jokowi.

Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN, KTT APT ini dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.  Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Erlin Suastini

Leave a Comment

Your email address will not be published.