Di Bali, Produk Derivatif Emas Loco Gold KPF Makin Diminati

Suasana pada acara Media Training dan Paparan Kinerja KPF Kuartal III Tahun 2019 di Kuta.

Balinetizen.com Mangupura

Fluktuasi Harga emas diperkirakan cenderung akan terus meningkat hingga beberapa tahun mendatang. Karena itu investasi emas akan sangat menjanjikan dan memberikan keuntungan bagi nasabah, Ditambah lagi dengan pesatnya kemajuan teknologi internet yang mengubah pola ‘life style’ gaya hidup yang membuat orang ingin selalu terhubung (to be connected) menjadikan produk investasi derivatif LOCO GOLD akan semakin diminati. Hal tersebut dikemukakan oleh Pimpinan Cabang KPF (Kontak Perkasa Futures) Bali A. Prajnametta Mulia yang akrab disapa Metta, Jumat (22/11/2019) dalam acara Media Training dan Paparan Kinerja KPF Kuartal III Tahun 2019 di Kuta.

“Bahkan, tren saat ini Loco Gold merambah ke kaum millenial yang sudah cukup smart dan bernas dalam melirik investasi seperti halnya yang terjadi di beberapa negara di Asia Tenggara,” tutur Perempuan berparas ayu yang akrab disapa Metta.

Dalam acara yang dihadiri Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Produk PT. Bursa Berjangka Jakarta Lukas Lauw, Div. SPI & Kepatuhan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Sarah Syauqina Nurizqi dan I Wayan Geulis Ardika – Wakil Pialang Berjangka KPF Bali, para jurnalis diajak untuk lomba ‘simulasi trading’ melalui akun demo virtual dibantu oleh Wakil Pialang Berjangka KPF.

“Kinerja KPF Bali mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang Januari hingga Juni 2019. Total volume transaksi mencapai 96.436 lot atau meningkat 22,18%. Untuk pertumbuhan nasabah baru mencapai 19,66% menjadi 560 nasabah. Pencapaian itu ditopang oleh semakin tingginya minat para nasabah di Bali untuk berinvestasi di perusahaan pialang berjangka,” terang Metta.

“Selama ini kami terus melakukan sosialisasi dengan tim marketing kepada para calon nasabah. Bali memiliki nasabah potensial yang banyak. Karena sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pengusaha di bidang parawisata, dan pertanian, sehingga dari sisi skala ekonomi mereka merupakan target potensial untuk perusahaan pialang berjangka,” tandas Metta.

Baca Juga :
Pelaksanaan evakuasi di Laut Bali tetap dilaksanakan sampai sekarang

Menjelang akhir tahun 2019, Metta bahkan mengaku optimistis dapat menambah jumlah nasabah baru lebih banyak dengan target mencapai 670 nasabah. Langkah yang dilakukan, selain direct contacting dan selling, juga edukasi yang berkelanjutan. “Secara khusus, sebagai program ke depan kami juga berencana mengunjungi sejumlah kampus untuk menjalankan program Futures Trading Learning Centre (FTLC) bersama dengan Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia,” pungkasnya. (hd)

Leave a Comment

Your email address will not be published.