Pekak Rarem. Maestro Tari Rangda Berpulang

I Wayan Rarem atau kerap dipanggil Pekak Rarem asal Banjar Tengah, Desa Peliatan, Ubud berpulang, di RSU Ari Santi, Desa Mas, Ubud, Rabu (22/1/2020) sekitar pukul 10.00 Wita.

Balinetizen.com, Gianyar-

 

Dunia kesenian berduka. Maestro seni tari rangda, I Wayan Rarem atau kerap dipanggil Pekak Rarem asal Banjar Tengah, Desa Peliatan, Ubud berpulang, di RSU Ari Santi, Desa Mas, Ubud, Rabu (22/1/2020) sekitar pukul 10.00 Wita. Pihak keluarga mengatakan, mendiang sempat dirawat selama dua hari, lantaran pihak rumah sakit mendeteksi menderita sejumlah penyakit. Yakni gagal ginjal dan penyakit jantung. Beliau meninggal di usia ke 77 tahun.
Anak mendiang, I Wayan Sukra mengatakan, kondisi mendiang sudah drop sejak sepekan lalu, dan dua hari lalu, pihaknya mengajak mendiang cek kesehatan ke rumah sakit tersebut. Di sana, pihak rumah sakit mendeteksi mendiang memiliki penyakit  gagal ginjal dan permasalahan pada jantung. “Karena diprediksi, satu gagal ginjal, jantung tidak bagus, makanya diambil tindakan. Tadi bapak meninggal sekitar jam 10 pagi,” ujarnya.
Sukra mengatakan, saat ini jenazah mendiang masih dititipkan di kamar jenazah RSU Ari Santi. Rencananya pihak keluarga akan menggelar pengabenan langsung. Namun untuk waktunya, pihaknya belum bisa memastikan. “Rencananya ngaben langsung. Untuk waktunya, kami belum nangkil ke griya. Tadi cuma ngasi tahu bendesa saja, oleh bendesa diberi jadwal 2 Februari 2020,” ujarnya.
Menurut Sukra, sebelum wafat, mendiang sudah sejak setahun lalu vakum ‘ngayah’. “Sudah sejak satu tahun ini berhenti ngayah, karena faktor tenaga tidak kuat. Karena dulu pernah metembak batu ginjal, setelah itu drop kondisinya,” ujar Sukra, yang meneruskan bakat mendiang.
Pekak Rarem merupakan penari rangda fenomenal. Beliau memiliki banyak murid, yang saat ini sudah terlibat ayah-ayahan dalam setiap pementasan calonarang. Sebelum wafat, setiap pementasan calonarang yang diperankan Pekak Rarem, jumlah penonton selalu membludak. Kepergian mendiang, menjadi pukulan bagi seniman tari rangda.

 

Baca Juga :
Pertama Kali Digelar, Kejuaraan Biliard Open Handicap Bupati Gianyar Cup I Sebagai Ajang Pengembangan Prestasi Atlet

Pewarta : Ketut Catur
Editor : Mahatma Tantra

Leave a Comment

Your email address will not be published.