Balinetizen.com, Buleleng
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah (Jasmerah) yang diucapkan Ir. Soekarno dalam pidato di bulan Agustus 1966 lampau, merupakan slogan yang mengingatkan pada sejarah perjalanan dan perjuangan yang dijadikan momentum penting serangkaian peringatan HUT PDI Perjuangan Ke-47 yang dilaksanakan secara bertahap oleh DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng. Disamping itupula, merupakan momentum bagi DPC BMI Kabupaten Buleleng dengan melakukan silaturahmi kepada sejumlah sesepuh PDI Perjuangan di Kabupaten Buleleng yang diawali Minggu (2/2/2020) di Bale Agung Kelurahan Paket Agung Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali.
Silaturahmi DPC BMI Buleleng di Bale Agung diterima sesepuh PDI Perjuangan Buleleng Made Hardika bersama keluarga besar Bale Agung serta beberapa sesepuh PDI Perjuangan lainnya. Pertemuan antara Banteng Muda dengan Banteng Tua itu, langsung digelar dialog dan dilanjutkan dengan persembahyangan bersama serta penyerahan bingkisan.
”Silaturahmi antar generasi yang terdahulu dengan generasi muda, sebaiknya jangan ada jarak. Sehingga alih generasi ini, nantinya akan menjadi kekuatan nasional yang betul-betul bisa menangkal intoleransi. Kegiatannya positif sekali, dan inilah contoh anak-anak muda yang peduli dengan orang tua. Jadi hal ini, merupakan penghargaan yang luar biasa dan ini patut ditiru,” tandas Hardika mantan anggota DPRD Provinsi Bali.
Sementara itu Ketua DPC BMI Kabupaten Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana, Sp. OG pada kesempatan tersebut mengatakan mengawali kegiatan yang dilakukan DPC BMI Buleleng dengan melakukan anjangsana kepada sesepuh PDIP dan memilih Bale Agung. Mengingat selain sebagai asal Ibunda Bung Karno juga untuk mengingatkan kepada anggota BMI Buleleng pentingnya sejarah bangsa yang berawal dari Bale Agung.
“Dalam kegiatan ini, ini memang awal kegiatan untuk kita tindaklanjuti, rangkaian HUT PDIP ini memang kita mulai dari Bale Agung ini dengan melakukan kegiatan kunjungan anjangsana ketemu dengan tokoh di sini, dengan melihat kondisi riil dari keadaan tempat di mana dulu sang proklamator yang dilahirkan dari rahim seorang ibu yang berasal dari sini kita tahu bagaimana sejarahnya itu,” urainya.
Iapun mengakui tidak semuanya sesepuh PDIP di Buleleng mampu meneruskan perjuangannya dengan sempurna, terlebih lagi beberapa diantaranya dalam kondisi sakit, “Kunjungan sosial ke para sesepuh maupun ke para pendahulu yang merupakan pejuang-pejuang kita dulu, hingga saat ini kita tahu kondisinya ada dan banyak yang masih memprihatinkan yang perlu kita kunjungi,” ujarnya.
Menurut Dokter Caput, hal terpenting melalui kegiatan anjangsana Jasmerah BMI Buleleng adalah upaya Banteng Muda memberikan motivasi dan semangat untuk para sesepuh Banteng Tua sehingga akan terus mampu berkiprah melalui jalinan silahturahmi antar generasi Banteng Buleleng.
“Nah inilah yang akan kita harus lakukan kunjungan kunjungan dengan menjalin silaturahmi, karena bagaimanapun juga sebuah nilai silaturahmi memiliki nilai filosofi yang tinggi sekali, kerana ketika silahturahmi terus dijalin, maka kekuatan itu akan muncul, kekuatan antara muda dan tua akan menyatu, dari kekuatan itulah akan menjadi sebuah motor yang tentunya untuk mencapai tujuan, untuk bersatu akan betul-betul terwujud,” tegas Caput.
Dalam kegiatan anjangsana ke Bale Agung, DPC BMI Buleleng juga melihat secara langsung lokasi Soekarno Heritage yang digagas Pemkab Buleleng melalui Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, dimana lokasi tersebut merupakan tenpat tinggal orang tua pendiri Republik Indonesia saat berada di Bale Agung.
Menurut rencana Anjangsana Jasmerah BMI Buleleng akan dilakukan secara bertahap dengan mengujungi para sesepuh PDIP yang tersebar di sejumlah Kecamatan di Buleleng termasuk nantinya juga akan melakukan kunjungan sosial ke Panti Asuhan dan berencana memperingati puncak HUT 47 PDIP di Panti Jompo. GS