Dijelaskan, tiga bulan pertama ketika setelah dilantik kita menyusun program itu membantu lewat pemberian bibit kepada desa-desa yang dipilih dan ditunjuk oleh Kabupaten/Kota masing-masing.
“Bali harus menjadi contoh. Kita sudah capek studi banding ke luar, tapi tidak pernah ada hasilnya,” kata Putri Suastini Koster.
Pada bagian lain istri Gubernur Bali Wayan Koster ini mengatakan, kita tidak boleh lupa menjaga generasi muda kita dari ancaman seperti halnya bahaya narkoba, pergaulan bebas. Dari situ kemudian akan muncul penyakit virus-virus yang menyebar di dalam tubuh.
“Coba bayangkan saja Bapak/Ibu kalau generasi muda kita yang adalah calon-calon pemimpin, 10 sampai 20 tahun mendatang sudah rusak. Apa yang diharapkan oleh bangsa ini oleh pemimpin yang sudah tidak sehat. Kalau generasi milenial itu ada bayang-bayang kolonial kita tidak akan bisa bicara NKRI harga mati, karena kita sudah mati duluan oleh virus itu sendiri, ” katanya.
Diharapkan, sebagai tim penggerak PKK kita harus tularkan kepada ibu-ibu. Kita harus sosialisasikan apa yang sedang mengancam kita, apa yang sedang kita hadapi, bagaimana mencari solusinya. Salah satu caranya adalah sosialisasi.
Hari ini kita bicara tentang membantu pemerintah mewujudkan Pergub tentang pengelolaan sampah berbasis sumber, paling tidak kapan bisa kita wujudkan. “Ayo bapak kepala desa pembina PKK di desa beserta ketua tim penggerak PKK Desa rame-rame berinovasi, berkreativitas, ” tegasnya.
Ditegaskan lagi, kita berkumpul salah satunya adalah supaya ibu-ibu dan suami tercinta memikirkan bagaimana sampahnya selesai di desa. Mau dijadikan pupuk, mau jadikan apa lagi silakan. Kita kasih contoh selanjutnya terserah Bapak Ibu berinovasi apa yang terbaik untuk bisa Bapak/Ibu.
“Kita harus menjadi contoh, biarkan orang yang studi banding ke sini. Kalau kita studi banding ke luar artinya kita kalah dengan mereka. Biarkan mereka ke sini, kita bangga bahwa kita punya kelebihan yang harus dipelajari oleh orang lain, ” ujarnya.
“Saya selalu menekankan kepada Bapak/Ibu pengurus PKK seluruh Bali adalah benar-benar teraplikasi. Agar semangat one island one managemant yang dicanangkan oleh pak gubernur itu bisa terwujud. Bali tidak akan dikatakan sejahtera bila ada satu saja masih kabupaten yang tertinggal. Karenanya 9 kabupaten/kota itu harus sama-sama bergerak bersama, meningkatkan diri bersama. Itu nggak bisa cuman satu menonjol yang lainnya tidak, tidak akan dikatakan Bali sejahtera. Kita harus semangat dan bergeliat menjalankan program PKK”.