Kasus DBD Masih Tinggi, Emiliana Sri Wahjuni Ajak Semua Pihak Lakukan Pencegahan Dini

Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni (nomor 2 dari kanan).

Balinetizen.com, Denpasar

Virus Corona yang melanda Tiongkok dan puluhan negara lain di dunia memang tengah jadi isu hangat dan perhatian masyarakat dunia termasuk di Bali yang terdampak dari aspek pariwisatanya.

Masyarakat Bali juga mengalami ketakutan terhadap virus Corona ini walau memang hingga saat ini kasus manusia terjangkit virus ini tidak ditemukan di Bali.

Namun selain virus Corona ada virus endemis lainnya yang patut diwaspadai saat musim hujan seperti bahkan sudah mulai menyerang yaitu demam berdarah denque (DBD).

“Kita terlalu sibuk, fokus khawatir dengan virus Corona tapi jangan sampai lupa dan terlena dengan ancaman virus yang ada di depan mata yakni DBD,” kata Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni, Minggu (16/2/2020).

Srikandi DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Selatan dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia) ini mengingatkan saat musim hujan seperti saat ini DBD menjadi ancama serius bagi kesehatan masyarakat. Terlebih di Denpasar sendiri kasus DBD masih cukup tinggi.

“Kesadaran dan perhatian kita mencegah DBD harus ditingkatkan agar angka kasus DBD bisa ditekan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesejahteraan rakyat (seperti kesehatan, pendidikan pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain) ini.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, di Kota Denpasar pada Januari 2020 tercatat  ada 55 kasus DBD. Jumlah ini naik tipis dibandingkan periode Januari 2019 dengan 54 kasus DBD.

Denpasar menduduki peringkat tiga daerah dengan kasus DBD terbanyak di Bali periode Januari 2020 di bawah Buleleng 372 kasus dan Gianyar 117 kasus. Buleleng dan Gianyar memang tercatat mengalami kenaikan kasus DBD paling ekstrem dibandingkan periode Januari 2019 dimana masing-masing sebelumnya hanya ada 85 kasus dan 42 kasus.

Baca Juga :
Toyota Tarik 60.000 Rush Karena Airbag Bermasalah

“Syukurnya, hingga saat ini belum ada kasus kematian karena DBD. Tapi tetap DBD ini harus kita waspadai dan semua pihak harus berperan aktif melakukan pencegahan,” imbuh Emiliana Sri Wahjuni.

Sekretaris Fraksi NasDem-PSI Kota Denpasar ini pun meminta Pemerintah Kota Denpasar melalui OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) untuk segera melakukan pengendalian secara massal dengan melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk.

“Pemerintah Kota Denpasar harus mewaspadai, menjaga warga kota agar tidak kena DBD. Ini waktunya kita juga fokus tangani DBD dan fokus dengan keadaan kota sendiri,” ujar Emiliana Sri Wahjuni yang juga dikenal sangat konsern dengan isu-isu lingkungan, pendidikan hingga pemberdayan perempuan dan anak ini.

Ia pun mendorong gerakan menjaga kebersihan dari masyarakat di lingkungan masing-masing terus digalakkan melalui gerakan gotong royong membersihkan lingkungan. “Warga harus sadar juga membuang sampah pada tempatnya. Kalau ada genangan air yang berpotensi jadi sarang nyamuk segera ditangani,” harap Emiliana Sri Wahjuni.

Para petugas Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di masing-masing desa juga diharapkan semakin aktif dan tetap waspada. “Harus lebih sigap lagi, jangan sampai ada korban. Kalau para Jumantik di desa saya sangat rajin, di desa lain saya harapkan sama,” tandas tokoh perempuan yang pernah bekerjasama di perusahaan asal Jerman ini.

Untuk diketahui demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap tahunnya.

Baca Juga :
Bupati Giri Prasta Serahkan SK Bantuan Hibah Sapi Kelompok Ternak Nandi Bhandana Giri

Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun. (dan)

Leave a Comment

Your email address will not be published.