Harga Gula Pasir Meroket, Satgas Pangan Sidak Pasar

Satuan tugas (Satgas) ketahanan pangan Kabupaten Jembrana, Jumat (6/3) mengelar inspeksi mendadak (sidak) dengan menyasar pasar tradisional dan swalayan.

 

Balinetizen.com, Jembrana –
Satuan tugas (Satgas) ketahanan pangan Kabupaten Jembrana, Jumat (6/3) mengelar inspeksi mendadak (sidak) dengan menyasar pasar tradisional dan swalayan.
Sidak yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita juga dihadiri Kepala Dinas Prindagkop Jembrana, Komang Agus Adinata.
Satu persatu kios pedagang di Pasar Umum Negara disisir tim gabungan dari jajaran Polres Jembrana bersama Dinas Prindagkop Jembrana. Selain untuk mengecek harga juga ketersediaan bahan pokok.
Dari sidak itu, petugas hanya mendapati kenaikan harga pada gula pasir dan sejumlah umbi-umbian (rempah-rempah) seperti jahe, kencur dan kunyit. Sedangkan harga pada bahan pokok lainnya masih normal.
Gula pasir di pasar terbesar di Jembrana ini perkilogramnya dijual Rp.16.000 naik dari sebelumnya Rp.14.000. Demikian juga jahe yang sebelumnya dijual kisaran Rp.30.000 – Rp.32.000 kini dijual Rp.35.000 – Rp.40.000 perkilogram.
Kenaikan juga terjadi pada kunyit yang sebelumnya dijual Rp.6.000, naik menjadi Rp.8.000 perkilogram. Sedangkan cekuh (kencur) naik menjadi Rp.60.000 dari harga sebelumnya Rp.55.000 perkopogram.
Sementara saat sidak disalah satu swalayan, petugas kembali tidak menemukan masker maupun cairan antiseptik lainnya. Pengelola swalayan mengatakan jika masker maupun antiseptik sudah kosong sejak pertengahan bulan Pebruari lalu. Sementara harga gula pasir dijual lebih murah Rp.300 dari pasar tradisional.
 
Murni (57), salah satu pedagang di Pasar Umum Negara mengatakan kenaikan gula pasir hingga mencapai Rp.16.000 perkilogram terjadi setelah hari raya Kuningan. Sedangkan harga jahe, kunyit dan kencur setelah muncul isu virus Corona.
 
Hal serupa juga disampaikan Ni Nyoman Sriarthi. Bahkan permintaan akan umbi-umbian seperti jahe, kunyit dan kencur dari hari ke hari meningkat tajam.
 
Kasat Reskrim Polres Jembrana yang juga Ketua Satgas Pangan Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita mengatakan kelangkaan bahkan kekosongan masker maupun antiseptik disebabkan tidak adanya pendistribusian dari distributor. 
Kekosongan masker lanjutnya, juga terjadi di 17 apotik diseputaran Kota Negara setelah pihaknya melakukan pemantauan. “Seperti teman-teman media dengar sendiri tadi, pihak swalayan mengaku sudah minta, tapi belum dikirim dari pihak distributor yang ada di Denpasar” ujar AKP Yogie, Jumat (5/3).
 
Sedangkan untuk stok sembako masih aman dan harganya stabil. Hanya saja terjadi kenaikan harga pada gula pasir. “Memang ada perbedaan harga di swalayan dengan di pasar tradisional, tapi tidak terpaut jauh. Kami juga belum menemukan indikasi adanya penimbunan, baik masker maupun gula pasir” ungkapnya.
 
Disisi lain Kadis Prindagkop Jembrana Komang Agus Adinata mengatakan bahwa secara umum stok sembako masih aman. Hanya saja memang terjadi kenaikan pada harga rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan kencur yang disebabkan permintaan meningkat pasca isu virus Corona.
 
“Mungkin sebagai konsumsi tambahan meningkatkan daya tahan tubuh secara herbal terkait isu Corona. Jadi wajar harga rempah-rempah naik. Karena secara hukum pasar, harga naik karena ada permintaan meningkat” ungkapnya.
Sedangkan harga sembako lainnya kecuali gula pasir yang harganya memang naik, masih stabil dan stok masih aman. “Malah harga cabai (lombok) turun. Sekarang 25 ribu rupiah perkilogramnya” pungkasnya.
Pewarta : Komang Tole
Editor : Whraspati Radha
Baca Juga :
Polres Jember amankan perampok yang aniaya korban hingga tewas

Leave a Comment

Your email address will not be published.