Balinetizen.com, Buleleng-
Upacara MELASTI Desa Adat Buleleng sebagaimana biasanya dilaksanakan setelah hari raya NYEPI, sesuai dengan Lontar Sundarigama dan Lontar Aji Swamandala. Tujuannya Ngiring Prawatek Dewata atau mengingatkan umat untuk meningkatkan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Anganyutaken Laraning Jagat atau membangun kepedulian untuk mengentaskan penderitaan masyarakat, Anganyutaken papa klesa atau menguatkan diri dengan membersihkan diri dari kekotoran rohani serta Anganyut aken letuhan bhuwana atau bersama-sama menjaga kelestarian alam.
Namun demikian, dengan mewabahnya virus corona yang menggiriskan hati ini, setiap hari mengalami peningkatan kasusnya hingga ribuan orang, begitu juga yang meninggal dunia mencapai puluhan orang. Hal ini menjadikan Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menggelar paruman (rapat) tentang Upacara Melasti (Mekiyis) di Sekretariat Desa Adat Buleleng pada Jumat (27/3/2020) dengan menghadirkan perwakilan Tridatu, Pemangku Kahyangan Tiga, dan perwakilan Prajuru Adat.
Tiga point yang dihasilkan pada rapat tersebut, diantaranya Upacara Melasti yang rencananya dilaksanakan pada 7 April 2020 mendatang bertepatan Purnama Kedasa diputuskan untuk DITIADAKAN (mepamit). Selanjutnya pada Pura Kahyangan Tiga akan dilaksanakan Ngaturang Guru Piduka pada jam 10.00 Wita. Sementara itu, untuk masing- masing Panti, Dadia/ Merajan dan Pemaksan dilaksanakan Guru Piduka setelah menerima Tirta Kahyangan Tiga dari masing- masing Banjar Adat.”Keputusan ini, setelah mempertimbangkan beberapa dasar hukum, yakni SK BNPB Pusat Nomor 13 A tentang Perpanjangan Status Darurat Wabah Penyakit akibat Virus Corona hingga Tanggal 29 Mei 2020, Maklumat Kapolri serta Awig- Awig Desa Adat Buleleng Nomor 1 Tahun 2013 Pasal 55 dan Pasal 112.” pungkas Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna. GS
Editor : SUT