Lebih Hemat, Ibu Rumah Tangga di Sukawati Serbu Pasar Gotong Royong

Krama Desa Adat Sukawati, khususnya kalangan ibu rumah tangga serbu Pasar Gotong Royong yang digelar di Wantilan Jaba Pura Dalem Gede Desa Adat Sukawati, Kecamatan Sukawati, Rabu (9/9/2020).

Balinetizen.com, Gianyar –

Krama Desa Adat Sukawati, khususnya kalangan ibu rumah tangga serbu Pasar Gotong Royong yang digelar di Wantilan Jaba Pura Dalem Gede Desa Adat Sukawati, Kecamatan Sukawati, Rabu (9/9/2020). Mereka tampak memborong kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, bawang merah, bawang putih serta produk lainnya. Dari segi harga, produk yang dijual lebih hemat ribuan rupiah dari harga jual di pasaran.

Bendesa Adat Sukawati, I Nyoman Suantha mengatakan pasar murah ini digelar oleh Perusahaan Daerah Provinsi Bali. “Kami membantu sosialisasi ke masyarakat melalui Kelian Banjar dan menyediakan tempat,” jelasnya.

Diakui, animo masyarakat berbelanja cukup antusias. Mulai dibuka pukul 08.00 wita, masyarakat sudah ada yang belanja. Dari segi harga lebih hemat seribuan dari harga pasaran. “Jadi, kalau belanja beberapa produk lumayan bisa hemat belasan ribu. Biasanya ibu-ibu sudah memperhtiungkan itu sebelum belanja,” ujarnya. Pasar gotong royong ini pula, digelar menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Biasanya yang harganya naik jelang Galungan, bawang putih dan bawang merah. Disini, per hari ini dijual Rp 26.000 per Kilogram,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Koordinator Lapangan Pasar Gotong Royong untuk Desa Adat, Ida Bagus Nyoman Devina Yesa mengatakan pasar ini memangkas biaya distribusi. “Karena menjual produk dari petani langsung ke konsumen,” jelasnya. Sasaran kegiatan yakni Desa Adat se Bali. “Saat ini baru digelar di 5 desa adat, diantaranya Desa Kemenuh, Desa Sukawati, Desa Adat Jro Kuta Pejeng, Desa Aan Klungkung, dan besok kami ada di Desa Taman Bali Bangli,” jelasnya. Harga produk yang dipasarkan ada yang memang murah dan ada yang menyesuaikan harga pasar.

“Ada yang harganya fluktuatif semisal bawang goreng, itu menyesuaikan dengan harga pasar. Yang pasti, tidak lebih mahal dari harga di pasaran,” jelasnya. Untuk menentukan harga jual, pihaknya terlebih dahulu melakukan survei harga. “Sehari sebelumnya kita survei harga di pasar,” jelasnya. Berdasarkan pengalaman, antusias masyarakat belanja di Pasar murah cukup tinggi. “Kemarin ada sampai jam 10 sudah habis, tergantung animo dan kemampuan daya beli masyarakat,” tandasnya.

Baca Juga :
Menko PMK-Menteri BUMN beri dukungan para dokter tangani COVID-19

Sumber : K Catur

Leave a Comment

Your email address will not be published.