Balinetizen.com, Jembrana-
Kasus dugaan penyalahgunaan kewenangan dengan terlapor Kepala Desa (Kades) dan Sekretaris Desa (Sekdes), Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo dikebut Bawaslu Jembrana.
Setelah memeriksa terlapor Kades, Putu GD dan Sekdes, HH serta kedua saksi, EI dan I yang juga warga Desa Yehsumbul, Minggu (4/10), Bawaslu Jembrana memeriksa pelapor, Putu A, warga Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Pantauan Minggu (4/10), Putu A, mantan anggota Panwaslu (kini, Bawaslu) Jembrana ini dimintai keterangan oleh Ketua Bawaslu Jembrana, Pande Made Ady Muliawan di ruangannya.
Putu A yang mengaku sebagai tim advokasi paket Tepat (Tamba-Ipat) ini tiba di Kantor Bawaslu Jembrana sekitar pukul 09.00 Wita. Ia kemudian langsung diarahkan ke ruangan Ketua Bawaslu Jembrana.
Putu A yang juga melaporkan dua oknum PNS di lingkup Pemkab Jembrana ke Bawaslu Jembrana terkait dugaan mengajak mendukung salah satu pasangan calon (paslon), baru keluar dari ruangan Ketua Bawaslu Jembrana sekitar pukul 12.20 Wita.
Ketua Bawaslu Jembrana, Pande Ady Muliawan mengatakan, pihaknya melakukan klarifikasi kepada pelapor putu A untuk melengkapi keterangan sebelumnya.
Dalam klarifikasi itu, menurut Pande, ada 34 pertanyaan yang diajukan kepada pelapor Putu A. Sedangkan terkait materi, karena besok sudah harus diputuskan, materi pertanyaan dan juga jawaban atau keterangan, baik dari pelapor, terlapor maupun saksi akan dijadikan sebagai dasar kajian dalam pengambilan keputusan.
“Besok kita putuskan melalui rapat pleno” ujar Pande ditemui seusai memeriksa pelapor, Putu A, Minggu (4/10).
Pande menambahkan, Sabtu (3/10) kemarin, pihaknya juga melakukan klarifikasi kepada warga dengan inisial S asal Desa Yehsumbul. Saksi ini sebelumnya namanya disebut oleh saksi maupun terlapor. (Komang Tole)
Editor : SUT