Bocor, Buku Lapuk, Perpustakaan SD di Denpasar Memprihatikan, Legislator PSI Emiliana Sri Wahjuni: Jangan Dibiarkan, Selamatkan Dunia Pendidikan

Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari PSI Emiliana Sri Wahjuni saat meninjau kondisi perpustakaan SDN 15 Pemecutan, Desa Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat.

Balinetizen.com, Denpasar

Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali dikenal juga sebagai smart city, kota cerdas dan juga menjadi salah satu pusat pendidikan di Bali.

Merepresentasikan wajah Bali, tentu segala aspek pembangunan di Kota Denpasar harusnya lebih baik dibandingkan daerah lain. Namun kondisi yang memprihatinkan masih terpampang nyata dalam hal aspek pendidikan di kota ini.

Ternyata kondisi sekolah rusak dan belum mendapatkan perbaikan dari Pemerintah Kota Denpasar masih menjadi cerita miris. Kondisi perpustakaan di sejumlah sekolah dasar (SD) yang mengenaskan juga menjadi kisah tersendiri yang membuat Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni merasa prihatin dan terenyuh.

Anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini bahkan mengaku kaget ternyata masih ada perpustakaan SD yang tidak hanya bangunannya rusak namun didalamnya juga tidak layak bagi anak-anak.

Salah satunya yang dia temui adalah perpustakaan SDN 15 Pemecutan, Desa Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat saat rombongan Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar I Wayan Duaja bersama jajaran meninjau keberadaan SD ini dalam rangka memperjuangkan pembangunan gedung yang sudah lama menjadi aspirasi dan permohonan pihak sekolah. Rombongan juga mengunjungi SDN 23 Pemecutan, Denpasar Barat yang kondisi perpustakaanya juga membutuhkan perbaikan.

Kondisi bangunan perpustakaan SDN 15 Pemecutan cukup memprihatikan karena mengalami kebocoran di beberap sisi sehingga pihak sekolah terpaksa meletakkan beberapa ember di beberapa titik ruangan perpustakaan untuk menampung air saat musim hujan.

Baca Juga :
Belasan Reklame Melanggar Diturunkan Sat Pol PP

Tidak hanya itu, kondisi ruangan perpustakaan disini juga cukup sempit dan pengap, tidak nyaman bagi anak-anak untuk berkumpul dan membaca buku.

Yang lebih memprihatikan lagi, kondisi koleksi buku-buku juga berdebu, banyak yang kusam bahkan ada yang kena bocoran air hingga banyak juga yang lapuk seperti dimakan rayap.

Emiliana Sri Wahjuni yang melihat langsung kondisi perpustakaan mengaku sangat sedih. Bagi wakil rakyat yang akrab disapa Sis Emil ini, perpustakaan adalah gudangnya ilmu karena menjadi tempat bagi buku-buku yang merupakan jendela dunia. Bagaimana bisa anak-anak membaca dan berkumpul, bersosialisasi dengan nyaman di perpustakaan jika kondisi perpustakaannya tidak layak.

Tidak hanya di SDN 15 Pemecutan, kondisi perpustakaan yang kurang layak dan perlu mendapatkan perhatian pemerintah juga ditemui di sejumlah sekolah lainnya seperti saat Sis Emil meninjau kondisi SDN 12 Sesetan di Denpasar Selatan. Selain butuh bantuan perbaikan bangunan gedung, perpustakaan sekolah ini juga harus mendapatkan sentuhan.

“Perpustakaan itu gudangnya ilmu, tempat jendela dunia. Jadi harapan saya perpustakaan tetap ada, harus dibuat bersih nyaman sehingga tetap menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak berkumpul, membaca buku dan belajar,” tegas Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini.

Baginya peran perpustakaan tetap vital dalam sebuah sekolah atau tempat pendidikan walaupun di tengah kemajuan internet dan digitalisasi sekarang ilmu pengetahuan maupun buku-buku bisa diakses di internet dan secara digital.

“Kalau perpustakaan tidak nyaman bagaimana anak-anak mau baca. Tentu kita tidak salahkan pemerintah kota dan guru-guru karena kondisi pandemi memang membuat anggaran dari pemerintah terbatas. Tapi tetap saja kondisi ini harus jadi semacam refleksi dan introspeksi bagi kita semua bahwa perpustakaan, gedung sekolah, kondisi pendidikan kita harus tetap jadi prioritas. Ini jangan dibiarkan, kita harus selamatkan dunia pendidikan kita,” papar Sis Emil.

Baca Juga :
Patut Diapresiasi, Penurunan Stunting di Buleleng Salah Satu Terbaik Tingkat Nasional

Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar lantas berharap ada kesadaran bersama untuk membantu pembangunan di sekolah misalnya juga dalam hal menyediakan ruang perpustakaan yang nyaman dan layak serta ramah anak. Jika memang anggaran pemerintah terbatas, tentu bisa saja digerakkan swadaya sumbangan bersama, gotong royong dari para alumni sekolah bersangkutan.

“Tentu alumni dari SD yang ada sudah banyak yang sukses, ada yang jadi pejabat, pengusaha dan lainnya. Mereka bisa kita gerakkan misalnya bisa menyumbang untuk perbaikan perpustakaan,” ujar ibu dari dua orang putri ini.

Alternatif lainnya adalah Pemkot Denpasar bisa lebih kreatif mencari sumber pendanaan untuk perbaikan dan pembangunan gedung sekolah misalnya dengan menggalang dana Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Hal itu sudah dilakukan Pemkot Denpasar dalam hal rencana pembangunan patung monumen “Sita Kepandung ” yang akan dibangun di Kawasan Simpang Enam, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat yang pembiayaanya digalang dari dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau Coorporate Social Responsibility (CSR) melalui mekanisme Blockchain dan Non Fungible Token (NFT).

Karenanya Sis Emil mengingatkan jika pembangunan patung bisa gotong royong digalang dengan CSR perusahaan kenapa tidak dengan perbaikan sekolah yang dipandang lebih urgent atau mendesak sehingga para siswa bisa mendapatkan ruang kelas dan suasana belajar yang nyaman.

“Kenapa tidak sekolah yang dicarikan CSR? Bangun patung bisa dengan CSR kenapa sekolah tidak bisa? Itu lebih urgent,” tanya Anggota DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Selatan dari PSI ini.

“Harapan saya Pemerintah Kota Denpasar harus lebih serius perbaiki sekolah ketimbang bangun patung. Pemkot harus mampu menggalang perusahaan untuk mengarahkan CSRnya membantu perbaikan sekolah,” pungkas wakil rakyat yang dikenal konsern urusan pendidikan ini. (wid)

Baca Juga :
BPBD Jembrana Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Leave a Comment

Your email address will not be published.