Balinetizen.com, Buleleng
Maraknya video porno yang dilakukan anak remaja dibawah umur dan masih duduk di bangku sekolah menengah, memantik pemerhati hukum Nyoman Sunarta, SH, MH untuk angkat bicara.
Ia sangat khwatir terhadap kejadian beredarnya video porno yang para pelakunya anak dibawah umur. Hal ini tentunya akan menjadi preseden buruk dikalangan remaja dan mengganggu psykis anak ketika video pornonya beredar di sekolah.
“Belakangan ini telah banyak beredar video-video porno, situs-situs porno dan gambar-gambar porno dikalangan generasi penerus bangsa yang masih usia remaja dan malahan dibawah umur. Tentunya keadaan ini sangat memprihatinkan, karena dapat mempengaruhi kualitas moral generasi penerus bangsa dan negara,” ucapnya sembari menyebut amat disayangkan sekali hal ini terjadi.
.
Menurut Sunarta yang berkantor di Jalan Gajah Mada 126 Singaraja ini, dengan maraknya aktivitas yang berbau seks bebas membuat kita menjadi gamang melihat perkembangan generasi muda saat ini.
“Dalam hal ini, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi penyebab. Dimana keduanya saling terkait satu sama lain. Diantaranya penyebab pertama adalah perkembangan teknologi yang sangat cepat. Mengingat teknologi yang semakin modern, memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi dengan sangat cepat.” paparnya.
Kendati demikian, ujar Sunarta menegaskan maraknya kasus video asusila di wilayah hukum Polres Buleleng tentu sangat mengkhawatirkan kita semua, apalagi korbannya adalah anak yang masih dibawah umur.
Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, selain faktor internal berupa kelainan seksual, juga faktor ekternal dari penyebab terjadinya tindak pidana persetubuhan terhadap anak. Antara lain 1. kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, 2. Faktor lingkungan, 3. Faktor ekonomi, 4. Faktor ITE, dan 5. Faktor minuman beralkohol.
“Permasalahannya lagi karena pelaku juga masih dibawah umur. Sehingga tidak bisa menerapkan hukum secara maksimal,” terang Sunarta.
Lebih lanjut dikatakan selain memaksimalkan penegakan hukum, juga harus dimaksimalkan adanya koordinasi dan kerjasama antara pihak keamanan dan penegak hukum lainnya dengan pihak sekolah serta para tokoh masyarakat untuk memberikan penyuluhan dan pencerahan tentang bahaya seksual diusia dini. Dan tidak kalah penting lagi terkait dengan ancaman pidana yang dapat dikenakan kepada para pelaku.
“Pemerintah Daerah melalui dinas pendidikan harus bekerjasama dengan pihak keamanan untuk secara rutin melakukan patroli cyber, untuk mengawasi peredaran video porno dan memasukan dalam kurikulum sekolah tentang manfaat dan bahaya penggunaan ITE di kalangan remaja.” ujarnya
“Disamping itupula, peran orang tualah yang sangat penting untuk membentuk anak, akan seperti apa nantinya. Baik dan buruknya anak, tergantung peran orang tua itu sendiri,“ pungkas Nyoman Sunarta yang akrab dengan awak media ini. GS
Sepasang sejoli KR(16) dan S(15) menjalin hubungan pacaran secara berlebihan yang nantinya dikemudian hari dapat memberatkan keduanya seperti halnya saat ini. Keduanya membuat video bokep pada Agustus 2023, namun diduga HP dari pasangan wanita diduga dipinjam secara diam-diam oleh temen sekolahnya.
Diketahui putus dengan pacarnya video asusila tersebut dilempar kesalah satu Whatsapp pribadi hingga saling edar dan menjadi produksi publik