Dibuang ke Danau Batur, Toya Devasya Jelaskan Sistem Pembuangan Air

0
367

 

Balinetizen.com, Kintamani-

Beberapa hari terakhir, muncul sejumlah pertanyaan menarik dari warganet seputar sistem sirkulasi air di Toya Devasya Geopark Resorts and Villas, salah satu destinasi pemandian air panas terpopuler di kawasan Kintamani, Bali. Salah satu pertanyaan yang cukup sering terdengar adalah: “Air kolamnya mengalir ke mana? Apakah dibuang ke Danau Batur? Kalau iya, apakah itu tidak mencemari lingkungan?”

Menanggapi hal tersebut, manajemen Toya Devasya memberikan penjelasan terbuka agar publik dapat memahami bagaimana sistem ini bekerja secara alami dan aman. Menurut I Ketut Mardjana, General Manager Toya Devasya, air yang digunakan di kolam berasal dari sumber geotermal alami Gunung Batur, yang dipanaskan oleh aktivitas vulkanik bawah tanah.

“Air ini sangat murni, tanpa tambahan zat kimia—tidak mengandung klorin, sabun, atau bahan sintetis lainnya. Kami tidak melakukan pencampuran apa pun yang bisa membahayakan lingkungan,” jelasnya.

Setelah digunakan, air dialirkan langsung ke Danau Batur. Namun, karena sifatnya yang tetap alami dan tidak tercemar, proses ini tidak dikategorikan sebagai pembuangan limbah dalam pengertian umum. Tidak terjadi perubahan signifikan secara kimiawi, dan air tidak mengandung unsur pencemar yang melebihi ambang batas. Pelepasan air ke danau tetap dalam koridor yang aman menurut prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan.

Penjelasan ini juga ditegaskan Putu Astiti Saraswati, CEO Toya Devasya, yang mengatakan bahwa air kolam tidak termasuk limbah domestik atau industri, karena tidak mengandung bahan berbahaya, zat kimia tambahan, maupun limbah organik berlebih.

“Air yang kami alirkan ke danau tetap bersih secara alami. Ini bukan air bekas rumah tangga, apalagi industri. Ini adalah air mineral panas dari dalam bumi, yang hanya singgah sebentar di kolam sebelum mengalir kembali ke alam,” ujar pengusaha wisata yang akrab disapa ‘Bu Ayu’.

Secara prinsip, air buangan baru dikatakan mencemari jika mengandung senyawa kimia berbahaya, bahan aktif sintetis, atau mengubah struktur ekologis air penerima. Air kolam di Toya Devasya tidak termasuk dalam kategori ini. Justru, proses ini adalah contoh pemanfaatan sumber daya air yang kembali ke siklus alaminya tanpa menimbulkan beban ekologis.

Pemantauan visual dan observasi berkala di area pembuangan juga menunjukkan tidak adanya indikasi kerusakan ekosistem—seperti pertumbuhan alga yang tidak normal, perubahan warna air, atau penurunan kualitas habitat air. Sebagai bagian dari kawasan UNESCO Global Geopark, Toya Devasya juga secara konsisten berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli, komunitas lokal, dan kalangan akademisi.

Operasional harian resort dijalankan dengan prinsip kehati-hatian tinggi dan kesadaran penuh akan pentingnya menjaga keberlanjutan Danau Batur sebagai sumber air dan kawasan konservasi vital. “Ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga tanggung jawab. Kami hidup berdampingan dengan alam, dan keberlangsungan alam adalah keberlangsungan kita semua,” tegas Bu Ayu.

Melalui penjelasan ini, Toya Devasya berharap publik memahami bahwa proses sirkulasi air yang dilakukan tidak hanya aman, tetapi juga mencerminkan prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Dengan memanfaatkan air geotermal alami tanpa bahan tambahan, resort ini menjadi contoh nyata bahwa pariwisata dan pelestarian alam bisa berjalan beriringan.

Selain memastikan bahwa air di kolam tetap alami dan bebas bahan kimia, Toya Devasya juga telah menerapkan sistem pengolahan limbah domestik yang ketat. Seluruh limbah cair dari aktivitas resort—seperti dari toilet, dapur, dan area pelayanan—semua diproses melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Sewage Treatment Plant (STP) yang dirancang khusus agar air buangan tidak mencemari lingkungan sekitar.

Menurut I Ketut Mardjana, sistem STP ini beroperasi dengan metode biologis dan mekanis yang mampu memisahkan dan mengurai zat organik serta kontaminan lain sebelum air dilepas ke lingkungan. Proses ini melibatkan beberapa tahap—mulai dari penyaringan awal, pengendapan, hingga pemurnian lanjutan—sehingga air hasil olahan memenuhi standar baku mutu lingkungan yang ditetapkan pemerintah.

Dengan kombinasi antara sumber air geotermal yang bersih dan teknologi pengolahan limbah yang modern, Toya Devasya berkomitmen menjaga Danau Batur tetap lestari. “Bukan hanya air kolam yang aman bagi danau, tapi juga seluruh limbah domestik kami pastikan tidak memberi dampak buruk terhadap lingkungan,” ujar I Ketut Mardjana.

Rls/Radha

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here