Google, melalui keterangan pers, menjelaskan bagaimana cara kerja mereka mengumpulkan data untuk aplikasi Maps dan Street View. Menurut Google, semua berawal dari citra satelit.
“Citra satelit dan Street View telah sejak lama menjadi bagian penting dari cara kami mengidentifikasi tempat-tempat di dunia—keduanya menunjukkan lokasi jalan raya, bangunan, alamat, dan bisnis di sebuah wilayah, beserta informasi penting lainnya seperti batas kecepatan yang berlaku setempat atau nama bisnis,” kata Google.
Google menggunakan mobil Street View dan alat trekker, yang dilengkapi sensor resolusi tinggi, untuk mengumpulkan lebih darai 170 miliar citra di 87 negara.
Data dan citra merupakan elemen utama dalam membuat peta, Google membutuhkan tim operasi data untuk mengumpulkan citra, menyaring sumber data hingga memeriksa dan mengoreksi peta.
Google memiliki komunitas Local Guide untuk pengguna Maps, mereka bisa memasukkan data melalui aplikasi Maps. Melalui fitur Local Guide, pengguna bisa memberikan rating untuk sebuah tempat, memberi ulasan untuk tempat, membagikan foto dan video sampai mengedit tempat.
Pengguna juga bisa menambahkan tempat yang belum ada di Google Maps atau mem-verifikasi informasi dengan memeriksa fakta.
“Tim kami memeriksa informasi dari mereka dan mempublikasikannya jika kami menganggap informasi tentang jalan, bisnis, dan alamat itu cukup sesuai dengan kondisi nyata,” kata Google.
Google juga menggunakan machine learning agar proses pembuatan peta lebih cepat dan menjaga akurasi peta.
Aplikasi peta Google Maps tersedia di sekitar 220 negara dan wilayah, Google berkomitmen untuk mempelajari hal baru dan memperbarui Maps dengan informasi terkini. (Antara)