Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. IA Selly D. Mantra yang didampingi Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara dan Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara saat menghadiri pelatihan banten di Wantilan Pura Lokanata Denpasar, Rabu sore (7/8).
Membuat banten (sesajen) merupakan suatu keharusan bagi kaum perempuan Hindu. Terkadang tidak semua faham tentang makna banten yang di buat sehingga menimbulkan kesan mula keto (memang seperti itu). Untuk menghilangkan kesan mula keto PKK Kota Denpasar rutin melaksanakan pelatihan banten yang langsung menyasar desa/kelurahan. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. IA Selly D. Mantra yang didampingi Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara dan Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara saat menghadiri pelatihan banten di Wantilan Pura Lokanata Denpasar, Rabu sore (7/8).
“Saya yakin semua tahu cara membuat banten. Namun masih banyak yang kurang faham terhadap makna banten yang dibuat,” ujar Ny. Selly. Melalui pelatihan-pelatihan seperti ini diharapkan masyarakat terutama ibu-ibu lebih memahami makna banten yang buat sesuasi dengan sastra agama.
Lebih lanjut Ny. Selly menyampaikan selain melestarikan adat dan budaya Bali melalui pelatihan banten juga untuk mendukung visi dan misi Pemerintah Kota Denpasar mewujudkan Denpasar kota kreatif berbasis budaya unggulan dan bekerjasama dengan WHDI Kota Denpasar. Untuk materi pelatihan meterinya berbeda dari tahun sebelumnya dimana tahun ini dilatih membuat perlengkapan upacara seperti durmengala, bayakaonan, prayascita dan pengulapan. Materi yang dilatih saat ini sesuai dengan permintaan dari masyarakat yang juga dikaitkan dengan pelaksanaan upacara agama yang sering dilakukan.
Nara sumber pelatihan Wayan Sukerti dari WHDI menyampaikan materi pelatihan banten sekarang ini merupakan kelengkapan dalam melaksanakan upacara agama. Pada prinsipnya semua masyarakat telah membuat kelengkapan banten seperti ini namun masuh perpatokan pada dresta dan tidak berpatokan pada sastra agama. Dengan demikian kelengkapan upacara yang dibuat tidak sesuai dengan tingkatan jenis upacara yang dibuat yaitu nista, madya dan utama. Melalui pelatihan ini diharapkan semua peserta mampu menyesuaikan membuat kelengkapan upacara sesuai jenis upacara.
”Saya harapkan usai mengikuti pelatihan para peserta bisa menggetoktularkan kepada ibu-ibu PKK lain sehingga dalam pembuatan banten benar-benar sesuai dengan sastra agama,” harapnya.
Pelatihan ini sangat penting bagi ibu-ibu PKK, mengingat dalam pelatihan ini akan diberikan materi pembuatan banten secara rinci. Dengan demikian diharapkan dalam pembuatan banten benar-benar sesuai dengan sastra agama. Lebih lanjut Sukerti menambahkan pelatihan ini juga sebagai ajang pelestarian budaya dan adat Bali.
Camat Denpasar Utara I Nyoman Lodra menyampaikan pelatihan ini sangat bagus untuk melestarikan adat dan budaya Bali. Sehingga diharapkan semua peserta nantinya memahami betul makna banten yang telah dibuat sesuai sastra agama.(Gst_Humas)
Editor : Whraspati Radha