Presiden Amerika Donald Trump berbicara kepada media di Gedung Putih, Washington DC Sabtu (22/6).
Presiden Amerika Donald Trump mengatakan “tidak ingin berperang” dengan Iran dan bersedia berunding tanpa prasyarat dengan para pemimpin negara itu, tetapi dengan alasan apapun Republik Islam Iran tidak boleh membuat senjata nuklir dalam jumlah besar.
Dalam program “Meet the Press” di stasiun televisi NBC, Trump mengatakan jika Amerika ingin berperang dengan Iran, “ini akan menjadi kehancuran yang belum pernah Anda lihat sebelumnya.”
“Tetapi,” tambahnya, “saya tidak ingin melakukan hal itu.”
Pemimpin Amerika itu mengatakan “mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir. Jika ingin bicara tentang itu, bagus. Jika tidak, mereka bisa hidup dalam kondisi ekonomi yang hancur untuk waktu lama.”
Pernyataan Trump, yang direkam hari Jumat (21/6), diudarakan setelah hari Sabtu (22/6) ia – tanpa merinci apapun – mengumumkan berencana memberlakukan sanksi-sanksi “besar” yang baru terhadap Iran hari Senin ini (24/6). Trump mengatakan sanksi akan dijatuhkan begitu negara itu menjadi “produktif dan makmur lagi.”
Dua pejabat penting lainnya, yaitu Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Wakil Presiden Mike Pence, juga mengeluarkan peringatan baru terhadap Iran tentang keputusan Trump pada saat-saat terakhir untuk tidak melakukan pembalasan secara militer terhadap serangan atas pesawat nirawak Amerika di dekat Selat Hormuz hari Kamis (20/6). Keputusan Trump ini seharusnya tidak dipandang sebagai tanda “kelemahan.”
“Baik Iran maupun aktor-aktor jahat lain seharusnya tidak salah menilai kehati-hatian dan kebijaksanaan Amerika sebagai suatu kelemahan,” ujar Bolton di Yerusalem, menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sementara Mike Pence mengatakan kepada jaringan televisi CNN, “Iran seharusnya tidak menilai sikap menahan diri ini sebagai tekad yang kurang. Ini adalah presiden yang mengharapkan yang terbaik bagi rakyat Iran, tetapi kami akan bertahan atas provokasi mereka.” (em/jm)
Sumber : VOA Indonesia