Mladenov, mewakili Sekjen PBB Antonio Guterres, juga menyampaikan berbagai perkembangan negatif di wilayah pendudukan Palestina, antara lain penutupan misi pengawas asing pada akhir Februari lalu, pemotongan penerimaan pajak milik Palestina sebesar $139 juta, penutupan pintu gerbang Masjid Al-Aqsa, perluasan pendudukan, pengusiran warga Palestina dari rumahnya, hingga kekerasan dan teror oleh pendatang (settlers) yang didukung oleh petugas keamanan Israel.
Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya memprioritaskan kondisi ekonomi dan kemanusiaan rakyat Palestina. Februari lalu Indonesia telah menambah jumlah bantuan pada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan bantuan proyek desalinasi di Gaza menjadi $1 juta.
Dataran Tinggi Golan adalah Milik Suriah
Dalam kesempatan yang sama, Wamenlu Fachir juga menegaskan sikap Indonesia yang tetap mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah kedaulatan Suriah.
“Indonesia menolak keras pengakuan Amerika bahwa Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari Israel. Tindakan ini tidak bisa diterima dengan standar apapun, khususnya Resolusi DK PBB,” demikian tegas Wamenlu. Ditambahkannya, pengakuan Amerika ini akan mengganggu upaya-upaya menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Wakil Tetap RI pada PBB, Dubes Dian Triansyah Djani mengatakan pernyataan Indonesia di sidang Dewan Keamanan PBB itu diapresiasi banyak anggota PBB, yang menilai Indonesia telah menunjukkan sikap tegas dan jelas atas masalah di Timur Tengah.
Pantau Perkembangan di Palestina
Dalam sidang Selasa, Indonesia kembali menyerukan PBB untuk memantau dengan seksama perkembangan di Palestina, khususnya di Yerusalem, untuk menghindari eskalasi konflik lebih jauh.
Tentara Israel, Selasa (26/3), kembali membom sejumlah sasaran di Jalur Gaza dan memperkuat pasukannya di sepanjang perbatasan yang rentan. Gencatan senjata yang dimediasi Mesir tampaknya tak lagi diindahkan.
Gerilyawan Palestina menanggapi pemboman itu dengan serentetan tembakan, yang tampaknya akan memicu pertempuran baru kurang dari dua minggu sebelum pemilu Israel. Aksi kekerasan itu diperkirakan akan menjadi tema utama kampanye Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang bertarung untuk masa jabatan berikutnya.
Atasi Krisis, PM Israel Persingkat Lawatan ke Amerika
Netanyahu mempersingkat lawatannya ke Amerika dan bergegas kembali ke Israel hari Selasa untuk mengatasi krisis itu. Ia juga membatalkan rencana menghadiri langsung acara AIPAC, suatu kelompok lobby pro-Israel di Amerika, di Washington DC; dan hanya menyampaikan pidato lewat satelit dimana ia kembali mengulangi pernyataannya ketika bertemu Presiden Donald Trump sehari sebelumnya, bahwa Israel siap melakukan apapun untuk membela kepentingannya. [em]
Sumber : Voaindonesia.com