Sayangkan Pemangkasan Dana Promosi,BPPD Gelar Audiensi ke DPRD Badung 

Sayangkan Pemangkasan Dana Promosi,
BPPD Gelar Audiensi ke DPRD Badung
 
 
Balinetizen.com,Mangupura
Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung sangat menyayangkan adanya pemangkasan dana promosi pariwisata yang mencapai 50 persen dari dana yang dianggarkan. Hal ini dilakukan justru ketika adanya persaingan ketat sektor pariwisata baik di dunia global maupun di dalam negeri.
Hal itu dikemukakan Ketua BPPD Badung Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya saat melakukan audiensi ke DPRD Badung, Kamis (31/10) kemarin. “Kami sangat menyayangkan pemangkasan anggaran promosi di saat persaingan global dan dalam negeri begitu ketatnya,” tegasnya.
Rai Surya Wijaya yang didampingi sejumlah pengurus lainnya diterima Wakil Ketua II DPRD Badung Made Sunarta didampingi anggota Nyoman Dirgayusa, Made Suardana, dan Made Wijaya. Pertemuan berlangsung di ruang rapat pimpinan DPRD Badung.
Menurutnya, promosi pariwisata sangat penting dan harus dilakukan secara masif. Kalau tidak begitu, katanya, pariwisata Indonesia didalamnya Bali dan Badung akan disalip oleh negara-negara lainnya. “Tak hanya Singapura, Thailand dan Malaysia, pariwisata Indonesia sudah disalip oleh Vietnam, Filipina dan Kamboja,” katanya.
Dalam promosi, tegasnya, tak hanya melakukan sale atau penjualan. Namun lebih jauh, promosi juga menyampaikan sharing informasi, destinasi dan sebagainya. Sedikitnya ada 4 pilar dalam pariwisata harus dilakukan yakni destinasi, industri, promosi dan kelembagaan. Destinasi harus berkualitas, industri berstandar internasional, promosi harus dilakukan baik dengan promosi langsung, menggunakan media online atau digital.
Lantas berapa idealnya anggaran promosi? Menurutnya, idealnya 5-10 persen dana pajak hotel dan restoran harus dikembalikan untuk pariwisata. Pada 2019 ini, katanya, promosi pariwisata Badung memperoleh anggaran Rp 8,4 miliar atau setara dengan 0,3 persen. Ini pun dpangkas di tengah jalan.
“Pemangkasannya mencapai 50 persennya sehingga promosi ke sejumlah negara seperti Rusia dan Jepang batal dilakukan,” katanya menyayangkan.
Pada 2020 mendatang, kata Rai Surya Wijaya, BPPD mengajukan anggaran hanya 0,5 persen saja dari PHR. Namun yang sangat baik sebenarnya ada di angka 1 persen. Satu persen, tegasnya, sangat baik dan ideal. Jangan justru berpikirnya antara ayam dan telur, siapa yang duluan.
Satu lagi yang disampaikannya, dana promosi tak boleh dipotong di tengah jalan. Ini perlu komitmen sehingga proses promosi bisa berjalan dengan baik.
Wakil ketua DPRD Badung Made Sunarta sangat sepakat bahwa promosi merupakan bagian dari investasi. Karena itu, dia sepakat promosi harus dilakukan di tengah persaingan ketat saat ini.
Tak hanya di dunia global, persaingan ketat juga terjadi di dalam negeri. Misalnya Mandalika sudah bekerja sama dengan Australia, sementara Banyuwangi sudah menggandeng SQ atau Singapura Airlines untuk mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. “Kami sepakat dan akan berupaya mengawal anggaran promosi pariwisata agar tak terpangkas lagi,” tegasnya.  Editor : Radha
Baca Juga :
Ketut Sri Maryati, Sosok Tangguh Kartini Bali, Ingin Jadikan COCO Group 'Go Internasional'

Leave a Comment

Your email address will not be published.