Pohon Perindang Berbunga, Wajah Kota Negara Semakin Cantik

Pohon Perindang Berbunga, Wajah Kota Negara Semakin Cantik
Balinetizen.com, Jembrana 
Memasuki Nopember Bunga Tabebuya dan Bunga Bungur ( Tangi ) yang merupakan pohon perindang mulai bermekaran di Jembrana. Kehadiran bunga-bunga yang menyerupai Sakura di Jepang makin menambah cantik wajah kota Negara , sekaligus memanjakan mata masyarakat yang melintasi jalur Denpasar – Gilimanuk.

Pohon tabebuya kuning banyak ditanam di sepanjang ruas jalan Ngurah Rai serta jalan Sudirman yang merupakan jalan utama Denpasar-Gilimanuk. Sementara pohon bungur ( biasa disebut Tangi ) dengan bunganya yang berwarna ungu  banyak dijumpai di jalan  Hayam Wuruk Dangintukadaya  , tepatnya di depan RS Balimed.

Kepala Dinas  Lingkungan Hidup Jembrana, I Wayan Sudiarta, Kamis ( 7/11), membenarkan pohon – pohon perindang itu kini tengah berbunga. Musim kemarau panjang disebutnya membantu  bunga bermekaran lebih cepat. Hal ini juga dipengaruhi dari cuaca di Jembrana . Pemerintah Kabupaten Jembrana  melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memang sengaja menanam Tabebuya serta Bungur  selain untuk keteduhan, juga untuk keindahan. Pohon Tabebuya itu ditanam sebagai media tengah jalan, sedangkan bungur sebagai pohon perindang ditepi jalan.

Dipilihnya pohon tabebuya ini karena disaat musim kemarau, pohon tersebut tetap hijau dan daunnya jarang berguguran. Bahkan , di musim panas seperti sekarang ini, tabebuya berbunga lebat dan memberikan kesan eksotik.

Sementara pohon bungur  karena merupakan tanaman lokal endemik Bali. Sejak tahun 2016 , Pemkab Jembrana mulai menanam pohon bungur sebanyak  399 pohon.  Di Jembrana bahkan pohon bungur  ini banyak dijumpai tumbuh liar di huta-hutan desa. Selain itu, struktur pohonnya juga kuat sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.  “ Pohon Bungur ini tanaman lokal beda sama Tabebuya. Orang Bali menyebutnya pohon Tangi karena warna bunganya ungu terlihat begitu mencolok, “ ujar Sudiarta.

Baca Juga :
Petugas Gabungan Pulangkan 10 "Anak Jalanan" Tanpa Identitas

Disinggung soal perwatan, Sudiarta mengatakan perawatannya relatif mudah. “ Untuk pemeliharaan pagi dibersihkan, siangnya oleh tenaga pertamanan sambil memelihara taman. Pemeliharaan juga rutin dengan penyiraman , pembersihan serta pemupukan secara berkala ,” ujar Sudiarta.

Ditambahkannya  , perawatan lainnya cuma pemangkasan saja, tidak ada yang lain. Terutama pemangkasan naungan pohon serta dahan yang kering. Hanya saja , pihaknya sempat kesulitan soal perawatan.  Perawatan itu ditengah musim kemarau yang panjang sempat terkendala karena pasokan air terbatas untuk penyiraman. “ Ya sempat terkendala pasokan air untuk menyiram, karena Jembrana hampir berbulan-bulan tidak hujan, “pungkasnya. (Humas Pemkab Jembrana)

Leave a Comment

Your email address will not be published.