Gelar Tradisi “Mepatung” Ditengah Merosotnya Harga Babi

 

Balinetizen.com, Karangasem

 

Harga daging Babi ditingkat peternak merosot akibat merebaknya virus misterius yang membuat puluhan ternak Babi mati mendadak.

Kondisi inilah yang membuat para peternak menjadi merugi, hingga sejumlah warga diwilayah Abang, Karangasem berinisiatif untuk menggelar tradisi “Mepatung” agar para peternak tidak semakin merugi meskipun harganya masih dibawah standar.

Biasanya harga normal daging babi berada dikisaran Rp. 25 ribu sampai Rp. 28 ribu per kilogramnya ditingkat penertak. Namun kini harganya merosot hingga diangka Rp. 12 ribu hingga Rp. 15 ribu perkilogramnya.

Di Bali, Mepatung sudah menjadi sebuah tradisi yang biasanya dilaksanakan menjelang hari raya besar seperti hari raya Galungan. Nantinya setiap ekor ternak yang dipotong akan dicarikan pembeli sebanyak 8 sampai 10 orang tergantung berat ternak. Seluruh bagian daging akan dibagi rata sesuai dengan jumlah anggota yang ikut mepatung.

“Kita sudah motong sebanyak tiga ekor Babi, ya biar sama sama jalan, agar peternak juga tidak merugi, ketimbang beli dipasar dengan harga yang tetap mahal,” tutur I Made Wirta salah seorang warga Abang pada Selasa (12/05/2020).

Biasanya, warga yang ikut mempatung dijatah sesui dengan berat dan harga beli Babi itu sendiri. Kadang – kadang satu tanding daging bisa seberat 4 sampai 5 kilogram dimana pertandingnya hanya dibanrol dengan harga Rp. 100 hingga Rp. 150 ribu.

“Satu tanding daging bisa diolah jadi berbagai olahan seperti hari raya, biasanya untuk lauk bisa sampai empat hari baru habis,” ungkap Made Oka salah satu warga Desa Abang yang membeli daging dengan cara ikut mepatung. (Sua)

Baca Juga :
Sebanyak 60 Rumah Rusak Ringan Pascagempabumi M 5,2 Halsel

Leave a Comment

Your email address will not be published.