Peletakan Batu Pertama Bukti Keseriusan Pemkab Jembrana Perangi Sampah

Keseriusan dalam memerangi sampah dibuktikan dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama di TPA Peh, Desa Kaliakah oleh Assiten I Setda Jembrana Nengah Ledang dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Jembrana, Wayan Sudiarta, Senin (27/7).

Balinetizen.com, Jembrana-

 

Masalah sampah masih menjadi permasalahan serius disemua daerah, termasuk di Kabupaten Jembrana. Dalam sehari masyarakat Jembrana bisa menghasilkan sekitar 150 ton sampah. Sementara sampah yang tertangani hingga ke TPA baru mencapai 30 ton.

Mengatasi permasalahan sampah ini Pemkab Jembrana menggandeng Alliance To End Palstik Waste melalui program STOP. Keseriusan dalam memerangi sampah dibuktikan dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama di TPA Peh, Desa Kaliakah oleh Assiten I Setda Jembrana Nengah Ledang dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Jembrana, Wayan Sudiarta, Senin (27/7).

Moment peletakan batu pertama ini sebagai tindak lanjut revitalisasi TPA Peh sebagai tonggak penting dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Jembrana. Fasilitas ini nantinya akan dilengkapi dengan area pemilahan dan pengelolaan sampah, peralatan penanganan residu dan fasilitas pendukung lainnya dalam mengelola dan mendaur ulang sampah organik dan non organik rumah tangga, usaha atau industri sekitar.

“Estimasi kita dalam sehari bisa menghasilkan 150 ton sampah. Kalau dirata-ratakan per KK dalam sehari bisa menghasilkan sampai sekitar 2,5 kilogram sampah” ujar Kadis LHKP Jembrana, Wayan Sudiarta.

Ia mencotohkan sampah yang dihasilkan masyarakat Kelurahan Lelateng. Dari 100 KK di Lelateng selama tiga hari bisa menghasilan 1 ton sampah. “Jadi masalah sampah masih menjadi prioritas Pemkab Jembrana” ujar Sudiarta didampingi
Direktur Program untuk Program STOP dan Partner di Systemiq Joi Danielson.

Pihaknya sampai saat ini telah melakukan berbagai upaya dan cara untuk mengatasi persoalan sampah. Salah satunya menjalin kerjasama dengan program Stopping Tap on Ocean Plastics (STOP). Upaya ini untuk mengakhiri sampah plastik dengan menciptakan sistem manajemen pengelolaan sampah yang komprehensif.

Baca Juga :
20 tahun bermusik, Pasha Ungu rilis album solo "Di Atas Langit"

“Revitalisasi juga dilakukan di TPA sampah Peh. Nanti juga akan dibangun rumah timbang sampah, kantor, tempat pengolahan kompos termasuk managemen baru. Semua pembiayaan ditanggung rekanan” ungkap Sudiarta.

Melalui upaya ini diharapkan pada bulan Desenber 2022 nanti sampah di 22 desa dan kelurahan di Kecamatan Negara dan Jembrana bisa terkelola dengan baik. “Sampai saat ini dari 22 desa an kelurahan ini baru bisa terkelola sekitar 70 persen. Target kita 80 persen” imbuhnya.

Pihaknya juga berharap agar peran dan kesadaran dari masyarakat dalam mengelola sampah lebih ditingkatkan. Bahkan pemilahan sampah bisa dilakukan dari rumah. Karena kondisi TPA kini over load sehingga perlu langkah cepat dan terintegrasi.

Sementara itu Direktur Program untuk Program STOP dan Partner di Systemiq Joi Danielson mengatakan di TPA sampah Peh nantinya juga akan dibangun fasilitas layanan pengelolaan sampah padat pertama di Jembrana. Ini dilakukan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Fasilitas ini lanjutnya, merupakan sistem pengelolaan dan daur ulang sampah berkelanjutan yang akan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan permanen untuk masyatakat.
Fasilitas ini akan dilengkapi dengan area pemilahan dan pengelolaan sampah, peralatan penanganan residu dan fasilitas pendukung lainnya untuk mengelola dan mendaur ulang sampah organik dan anorganik dari rumah tangga dan usaha lainnya.

Pihaknya memilih Kabupaten
Jembrana karena memiliki komitmen dalam pengelolaan sampah. Jika sampah dikelola dengan baik akan jadi berkah.

“Kita berpegang pada konsep Tri Hita Karana. Masalah sampah harus kita sikapi bersama. Dengan melibatkan banyak pihak kita akan mendorong perubahan prilaku dalam memilah sampah dengan dukungan Pemkab Jembrana” jelasnya.

Dalam pengelolaan sampah pihaknya juga akan mengedukasi masyarakat dan ini perlu diterapkan disetiap desa sehingga Bali dan khususnya Jembrana bebas dari sampah.

Baca Juga :
Pemkab Tabanan Gelar Upacara Tawur Kesanga di Catus Pata Tabanan

Komitmen Pemkab dan masyarakat Jembrana menurutnya sangat penting dalam misi program STOP ini. Karena juga dapat menciptakan peluang ekonomi dan menyerap lapangan pekerjaan.

 

Sumber : Humas Pemkab Jembrana

Leave a Comment

Your email address will not be published.