Gubernur Bali Apresiasi KSP, GP Ansor & Aice Distribusikan Masker Medis

Ketua BPBD I Made Rentin mewakili Gubernur Bali Wayan Koster saat menyampaikan sambutan di Wantilan DPRD Provinsi Bali Kamis (28/01/2021) .

 

Balinetizen.com, Denpasar-

 

Gubernur Bali Wayan Koster yang diwakili Ketua BPBD I Made Rentin mengatakan bahwa semua masyarakat Bali perlu mendukung dua langkah penting dalam mengentaskan virus Covid-19 di Pulau Dewata. Menurutnya, dukungan ke program vaksinasi yang sedang berjalan saat ini dan pengetatan pelaksanaan protokol kesehatan 3M dalam aktivitas sehari-hari adalah langkah yang akan dijalankan bersama. Kedisiplinan bersama menggunakan masker berkualitas menjadi kunci penting dalam mencegah perburukan pandemi di Bali.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan pesan tentang pentingnya masker medis yang berkualitas di kesempatan peluncuran distribusi 5 juta masker medis di 20 wilayah Indonesia, yang saat ini sedang menyambangi Denpasar.

Dalam acara yang diadakan di Wantilan DPRD Provinsi Bali Kamis (28/01/2021) tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan produsen es krim Aice Group memaparkan misi kemanusiaan berbentuk koalisi pentahelix yang menjadi motor distribusi masker tersebut.

“Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi langkah distribusi masker medis ini. Masker medis Shield yang dibagikan Ansor dan Aice Group ke masyarakat yang rentan tertular korona menjadi upaya bersama dalam menyelesaikan pandemi. Edukasi soal masker atau 3M memerlukan partisipasi semua elemen pemangku kepentingan. Pemprov mengapresiasi gerakan kemanusiaan ini,” kata Gubernur.

Gubernur Koster dalam sambutannya juga mengingatkan bahwa meskipun saat ini Bali tengah melakukan vaksinasi, namun masyarakat harus terus disiplin dalam menjalankan Protokol Kesehatan yang baik. Terlebih lagi, menurut Gubernur yang berasal dari Partai berlambang banteng ini, proses vaksinasi yang akan dilaksanakan ke seluruh masyarakat Indonesia akan dijalankan bertahap dan memakan waktu yang cukup lama.

“Meskipun pemerintah pusat dan daerah sudah mulai melaksanakan vaksinasi, tapi kegiatan tersebut akan bertahap dan bisa memakan waktu satu setengah hingga tiga tahun lebih hingga rampung. Karenanya, masker harus tetap kita pakai dan prokes jaga jarak serta cuci tangan akan terus kita jalankan bersama,” tegas Koster.

Senada dengan Koster, Juru Bicara sekaligus Brand Manager Aice Group Sylvana mengatakan bahwa Aice mengucapkan terimakasih atas dukungan Gubernur dan para pemangku kepentingan di Pulau Dewata atas misi kemanusiaan ini. Sylvana menilai Bali memiliki modal kesatuan dan kekompakan sosial yang akan memperkuat imunitas warganya melawan korona.

Baca Juga :
Satlantas Berlakukan Tilang Elektronik, Surat Tilang Dikirim ke Rumah

“Kami melihat adanya korelasi antara daya tahan masyarakat suatu daerah melawan covid dengan integrasi kepemimpinan yang kuat dalam mengelola pandemi secara partisipatif. Bali selalu menjadi barometer bangsa dalam soal toleransi dan kerjasama semua elemen masyarakat. Vaksinasi dan disiplin masker menjadi project penting kita bersama saat ini. Kami berharap Bali menjadi contoh sukses masyarakat dalam bekerjasama melawan virus ini.,” ujar Sylvana.

Seperti diketahui sebelumnya, saat ini Provinsi Bali sedang menjalankan program vaksinasi Sinovac ke banyak kalangan tenaga kesehatannya. Tercatat, 30.320 orang tenaga kesehatan (Nakes) di Bali yang terdaftar sebagai penerima vaksin tahap pertama sebanyak. Bali sendiri sudah menerima sekitar 76 ribu dosis vaksin Covid-19 dalam tahap pertama vaksinasi Sinovac pada awal bulan ini.

Vaksinasi inilah yang dimaksudkan para juru kampanye untuk didukung. Alokasi 150 ribu masker medis 3-ply di Bali pada saat ini akan menjadi program komplementernya. Banyak pihak telah banyak mengingatkan bahwa vaksinasi bukanlah solusi akhir. Tingkat efikasi dan lamanya proses vaksinasi menyebabkan masker diperkirakan masih harus digunakan dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Misi Kemanusiaan Lintas Kelompok Masyarakat

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Khairul Anwar mengatakan bahwa misi kemanusiaan organisasinya bersama produsen es krim nasional ini adalah gerakan lintas kelompok masyarakat. Ansor, Aice dan KSP melibatkan semua elemen masyarakat dari semua suku, agama maupun kelompok profesi.

Menurutnya, misi kemanusiaan yang telah berjalan sejak April saat pandemi baru melanda Indonesia menjadi garda depan yang konkret memperkuat titik terlemah perang melawan virus berbahaya ini.

GP Ansor, Aice dan kalangan dokter dan tenaga kesehatan (Nakes) melakukan langkah perbaikan di sisi logistik Alat Pelindung Diri (APD) dan sisi psikologis para Nakes. Di awal pandemi, Aice dan GP Ansor mendistribusikan banyak APD yang saat itu sangat langka di kalangan tenaga kesehatan. Dua lembaga ini menyambangi langsung belasan rumah sakit di wilayah Jabodetabek, Rembang dan Wisma Atlet untuk mengantarkan APD dan sejuta es krim untuk Nakes.

Khairul menjelaskan bahwa saat itu Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang kini juga menjabat sebagai Menteri Agama menyatakan bahwa Ansor menempati posisi terdepan dalam memperbaiki kondisi negeri di saat pandemi.

Baca Juga :
Kembali Lampaui Kasus Positif Harian, Hari Ini Kasus Sembuh Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 44 Orang

“Gus Yaqut memerintahkan Ansor dan Banser untuk memperkuat keselamatan nyawa Nakes dengan donasi APD yang saat itu sangat-sangat langka. Sejuta es krim Aice yang kami distribusikan bersama saat itu menimbulkan keceriaan di kalangan Nakes. Kita semua tahu, para pahlawan ini sedang mengalami kelelahan jiwa-raga,” jelas pria yang kerap dipanggil Gus Irul ini.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Provinsi Bali Yunus Naim menjelaskan tentang target utama distribusi masker di Bali. Yunus menjelaskan bahwa GP Ansor Bali akan memfokuskan 150 ribu masker medis SHIELD untuk memperkuat pertahanan diri kalangan masyarakat yang paling rentan tertular virus. Profesi petugas sampah, pedagang kaki lima, penggali kubur, ojek online, santri, guru, dan kyai dinilai paling rentan tertular.

“Bersama dengan banyak ormas, profesi dan kalangan adat dan keagamaan, kami akan menjangkau masyarakat bawah. Ini menjadi Ikhtiar kami untuk memperkuat imunitas masyarakat grass root paling rentan tertular. Insya Allah dengan semangat kekeluargaan dan kerja sama konkrit ini, kita bisa lebih mawas diri dan saling memperkuat diri satu sama lain. Insya Allah Bali akan menjadi Pulau yang tangguh dan segera mengakhiri pandemi ini,” harap Yunus.

Distribusi 15 Juta Masker Medis SHIELD lain lewat 200 ribu UMKM

Masker medis yang didistribusikan dalam kampanye bernama Aice-SHIELD ini diklaim Aice berspesikasi tinggi. Masker medis ini memiliki bahan berkualitas tinggi dan diproduksi sendiri oleh Aice Group. Pihak Aice juga menjelaskan bahwa SHIELD sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Selain 5 juta masker medis yang didistribusikan ke kalangan masyarakat luas di 20 kabupaten dan kota, Aice juga membagikan 15 juta masker lainnya ke masyarakat lewat jaringan penjual es krim Aice di masyarakat.

Seperti diketahui, Aice memiliki lebih dari 250 ribu jaringan warung atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjual es krim Aice. Produsen es krim yang dekat dengan masyarakat berbagai kalangan dan memiliki harga terjangkau oleh semua level masyarakat ini memiliki jaringan pemasar yang kuat di masyarakat.

Baca Juga :
Polres Karangasem Bagikan Masker dan Handsanitezer Peringati Hari Bhayangkara

Hal ini menjadikan 200 ribu lebih pemasar warung tradisional yang ada di seantero nusantara membuat efektif dalam mengedukasi masyarakat menghindari penularan.

Produsen es krim yang berpabrik di Mojokerto, Bekasi dan satu lagi yang segera beroperasi di Sumatera Utara ini, mengatakan 100 persen masker ini diproduksi di dalam negeri. Sejak awal pandemi, Aice memproduksi sendiri SHIELD di pabriknya di Mojokerto.

Sylvana mengatakan bahwa gerakan kolektif berupa pentahelix semua anak bangsa yang peduli atas cobaan yang sedang kita hadapi bersama. Misi kemanusiaan yang dijalankan GP Ansor dan produsen es krim Aice ini, adalah aksi bersama Pemerintah Pusat melalui KSP dan Pemerintah Daerah yang berbasis komunitas dengan menitikberatkan kepada peran dari organisasi dan tokoh di masyarakat, akademisi, dan dukungan swasta, serta komunikasi yang efektif melalui media massa. Kerja sama seluruh anak bangsa adalah kekuatan Indonesia dalam menghadapi berbagai krisis.

“Aice bersama dengan banyak pemangku kepentingan di 20 kota yang kami berikan 5 juta masker ini akan selalu bergerak bersama. Kuantitas yang cukup dan edukasi soal disiplin penggunaan masker berkualitas, serta dukungan kearifan lokal dari para tokoh agama dan budaya di masyarakat menjadi kunci gerakan kita bersama ini,” kata Sylvana.

Menurutnya, gerakan pentahelix membagikan masker berkualitas didasari niatan banyak pihak dalam menghindarkan masyarakat dari bahaya droplet mengandung virus dalam berbagai aktivitas yang makin meningkat saat ini secara optimal. Droplet mengandung virus ini dapat muncul di dalam batuk, bersin dan cairan yang keluar saat melakukan percakapan di ruang tertutup atau jarak dekat.

“Aice memproduksi masker medis dalam jumlah sangat besar untuk menekan penularan virus di masyarakat. Visi kemanusiaan akan selalu menjadi bagian dari proses bisnis Aice. Bukan hanya memberikan keceriaan lewat es krim yang berkandungan baik seperti Aice Susu Telur, misalnya, tapi juga dengan aktivitas riil ratusan ribu UMKM penjual Aice membagikan kebaikan dalam jutaan masker medis Shield ini,” tutup Sylvana.

 

Pewarta : Hidayat

 

Leave a Comment

Your email address will not be published.