Guna Memulihkan Pariwisata Bali, Anggota Komisi IX DPR RI Kariyasa Adnyana Harapkan Target Tuntaskan Vaksinasi Selama 6 Bulan

Balinetizen.com, Buleleng-

 

Momentum pandemi covid-19 saat ini, sungguh tepat langkah yang dilakukan anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariyasa Adnyana,S.P, dalam hal melakukan bakti sosial berupa membagikan sembako kepada para Lanjut Usia (Lansia) Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Selain membagikan sembako, terlebih dahulu mensosialisasikan program Presiden Jokowi dalam mengatasi permasalahan pekerja Migran keluar negeri dengan tajuk ‘Peluang Kerja Luar Negeri Dan Migran Aman’, pada Minggu, 7 Maret 2021 sekitar Pukul 11.00 Wita hingga selesai di wantilan Pura Desa Pemaron.

“Pelaksanaan program mengatasi permasalahan pekerja migran ini, dengan UPT BP2MI Denpasar,” ungkap Kariyasa Adnyana saat melakukan sosialisasi yang dihadiri Wiam Satriawan,S.E, Kepala Biro Hukum dan Humas BP2MI pusat Sukmoyuwono, Perbekel Desa Pemaron Putu Mertayasa, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Buleleng Made Kardika yang akrab disapa Kadek Ambu serta puluhan warga desa setempat.

Lebih lanjut dikatakan kalau sebelumnya di Dinas Tenaga Kerja terdapat kartu untuk mencari pekerjaan keluar negeri disebut Kartu Kuning, tapi kini karena berbasis digital dirubah namanya menjadi Kartu Tanda Kerja Luar Negeri-Elektronik (E-KTKLN).

“Jadi E-KTKLN ini, kami suarakan di pusat, digunakan bagi mereka yang ingin mencari kerja di luar negeri,” ucap tegas Kariyasa Adnyana putra Desa Busungbiu yang mengawali kariernya sebagai anggota DPRD Buleleng dan DPRD Provinsi Bali ini.

Menyangkut pandemi covid-19, Iapun mengungkapkan bahwa Komisi IX DPR RI di pandemi covid-19 merupakan komisi yang paling sibuk. Dan malahan beban tanggung jawab dengan Kementerian Kesehatan cukup berat untuk mensukseskan Vaksinasi Sinovac ini.

“Perlu kami sampaikan, bahwa sebelumnya sebanyak 55 anggota Komisi IX hampir semua pernah positif covid. Dan kini sudah negatif, semoga setelah pernah positif covid untuk selanjutnya menjadi kebal terhadap virus ini,” ujarnya.

Baca Juga :
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Mahasiswa, Bupati Jembrana Serahkan Beasiswa

Dikatakan juga, dengan meningkatnya covid-19 selama ini, telah membunuh pariwisata di Provinsi Bali. Malahan secara keseluruhan, pemerintah pusat telah mengeluarkan anggaran mencapai Rp 1.300 Triliun.

“Kita prihatin dengan kondisi pariwisata di Bali. Dan masyarakat di Bali terdampak yang paling parah. Sehingga sudah barang tentu memerlukan penanganan yang lebih serius lagi. Dalam hal ini, kami sudah beberapa kali rapat dengan Kementerian Kesehatan guna menyuarakan aspirasi masyarakat Bali.” terang Kariyasa Adnyana.

Menurutnya pariwisata sangat ketergantungan dari segi keamanan dan kesehatan. Artinya, kalau keamanan tidak bagus seperti dulu adanya Bom Bali, membuat pariwisata menjadi anjlok. Begitu juga sekarang ini, dari segi kesehatan adalah faktor utama. Karena tidak mungkin orang berwisata ketempat yang masih mewabah penyakit.

“Nahhh, salah satu mengatasi hal ini dengan program vaksinasi. Dan khusus di Bali, untuk mempercepat proses vaksinasi, dibutuhkan 6 juta vaksin. Kami telah mendorong, dari target 12 bulan tuntas dilakukan vaksinasi, dipercepat untuk bisa 6 bulan sudah tuntas,” pungkas Kariyasa Adnyana.

Pada sisi lain, UPT BP2MI Denpasar Wiam Satriawan mengaku banyak kendala dihadapi PMI Pekerja Migran Indonesia. BP2MI merupakan badan pemerintas sebagai operator pelaksana penempatan pekerja migran yang dahulu bernama TKI. Kini berfungsi melindungi para pekerja migran sebelum dan sesudah berangkat,

“Buleleng belakangan ini bertendensi menempatkan PMI hampir 3 ribu lebih dalam kurun waktu lima tahun. Adapun sektor yang paling diminati adalah SPA, Kapal Pesiar, perkebunan, Perhotelan dan Perikanan. Peluang ini sangat besar apalagi Bali sebagai penumbang PMI dan jarang dari provinsi lain mengikuti Bali.” jelasnya.

“Jadi sumber informasi peluang kerja sangat besar apalagi berangkat bekerja secara mandiri. Jika sudah mempunyai Job Letter dan syarat lengkap, maka UPT BP2MI Denpasar satu hari jadi, “ ujar Wiam Satriawan menambahkan.

Baca Juga :
Pemkot Denpasar Raih Penghargaan Nasional Reformasi Birokrasi Dengan Predikat BB

Menurutnya program dari Presiden Joko Widodo ini, dinilai sangat efektik dalam meningkatkan SDM para penyumbang devisa negara itu.

“Sebelumnya Data Badan Pusat Statistik Tahun 2019 mencatat trend Tenaga Kerja Indonesia merosot dalam sepuluh tahun terakhir. Rata-rata penurunannya 7,36 persen pertahun.” tandasnya.

Sementara itu Perbekel Desa Pemaron Putu Mertayasa mengaku sangat mengapresisasi kedatangan dari anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariyasa Adnyana, untuk membantu masyarakat. Baik dengan bantuan berupa sembako maupun melakukan sosialisasi bersama BP2MI Denpasar.

”Sosialisasi perlindungan terhadap pekerja luar negeri, karena warga kami banyak yang putus pekerjaan dari luar negeri. Dan ini sangat berpengaruh positif sekali apalagi dengan keadaan ekonomi sekarang ini. Jadi dengan adanya pencerahan tentang bekerja keluar negeri yang aman, dari masyarakat dapat menerimanya dengan baik,” tandasnya. GS.

 

Editor : Mahatma Tantra

Leave a Comment

Your email address will not be published.