Puspa Negara: 4 Bandara Internasional Bisa Dibuka Untuk PPLN, Kenapa Ngurah Rai Belum?

Puspa Negara

 

Balinetizen.com, Mangupura-

 

Ternyata sebagai Destinasi Internasional dan penyumbang devisa yang tinggi bagi negara, Bandar Udara Ngurah Rai yang masuk Kategori World Best Airport, meskipun masuk dalam program Free Covid Corridor (FCC) yang dimantapkan oleh Singapore melalui rencana penerbangan langsung 2 × seminggu,  hingga upaya penguatan standar protokol kesehatan yang sangat tinggi tersebut tidak juga menjadi jaminan Bandara Ngurah Rai Dibuka.

“Ini sungguh keterlaluan, dimana seperti diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Bali yang paling terpuruk bahkan masyarakat kita terutama di destinasi wisata sudah Mati Suri, dan sudah Ambyar, Namun ternyata tidak menjadi prioritas bagi pemegang kebijakan untuk di perhatikan, ini terlihat dari keluarnya aturan bagi PPLN sesuai surat Dirjen P2P Kementrian Kesehatan nomor SR.03.04/II/1084/2021 tanggal 28 April 202 dan hasil koordinasi kantor OTBAN IV dengan DGCA, Dimana pintu masuk (entry point) bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) hanya diperbolehkan di 4 bandara internasional yakni. Cengkareng, Kuala Namo, Juanda dan Manado. Sedangkan bandara Ngurah Rai tidak termasuk di dalamnya, meskipun untuk Cargo masih dibolehkan,” ungkap Puspa Negara, Pemerhati Kebijakan Pariwisata Bali, Senin (4/5/2021).

“Hal ini sangat tidak masuk logika, sebab ditengah persiapan gencarnya program FCC (Bali Green Zone) secara masif yang dilakukan oleh Pihak Bandara dan pemerintah daerah. Bahkan statement menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) RI dengan merancang FCC di tiga kawasan sanur, Nusa Dua dan Ubud, setelah melalui usulan-usulan masyarakat akhirnya bandara dan kawasannya juga Di FCC, dibuktikan saat ini kegiatan vaksin yang sudah berjalan secara masif,” tutur Puspa.

Bahkan, menurutnya kawasan SEMINYAK, LEGIAN, KUTA sudah menjalani vaksin di atas 70%. Kebijakan yang dibuat dari hasil rapat tersebut ternyata pula telah mengakibatkan terjadinya efek pembatalan penerbangan Singapore Airline yang berencana start tgl 4 Mei 2021 dengan penerbangan rutin 2 x dalam seminggu Singapore – Bali Pp. Semua menjadi ambyar, hanya karena surat tersebut yang tidak memikirkan secara arif dan tajam bahwa Bali adalah Destinasi Utama Indonesia.

Baca Juga :
46 Anggota Kodim Dites Urine, Hasilnya Negatif

“Justru aneh Bandara kuala Namo yang mengalami permasalahan PCR daur ulang justru dinyatakan boleh beroperasi, ini sangat tidak logis dari perspektif manapun. Oleh karena itu saya atas nama masyarakat pariwisata Bali memohon kepada  Presiden, cq. menteri Parekraf, menteri kesehatan, menteri perhubungan, Otban, Satgas Covid pusat untuk bisa menunjukan alasan atau TOLOK UKUR ABSOLUTE yg digunakan dalam membuka ke 4 bandara tersebut,  dan untuk BALI persyaratan apa saja yang tidak/belum dipenuhi??,” tanya Puspa Negara.

Jangan membuat kebijakan yang  disinyalemen parsial dan Subyektif serta OUT OF THE BOX artinya dalam hal ini sudah diluar nalar, dalam upaya untuk  menanggulangi Covid dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Kita ingin melihat cara cara yang Sistematis dengan formula yang presisi terkait situasi saat ini dan jangan membuat kebijakan yang  Cenderung membuat masyarakat menghela nafas dan menggeleng.

“Disisi lain saya berharap Pihak Bandara Ngurah Rai harus mempunyai Bargaining position yang tinggi, justru ada bukti bahwa negara Singapura melalui maskapainya Singapore Airline sudah melihat bandara ngurah rai dan bali layak dikunjungi dengan rencana membuat flight schedule 2 x seminggu PP mulai tanggal 4 mei 2021 kini terancam batal yang artinya negara luar (Internasional) telah melihat BALI (Bandara Ngurah Rai) LAYAK DI BUKA secara Internasional kok negara kita malah berbanding terbalik?,   tolong bapak Presiden cermati perilaku menteri-menteri yang terkait dengan kondisi ini, karena hal ini jelas  antagonistik dan berbalik arah dengan statement presiden, tanggal 10 maret 2021 untuk membuka Bali secara perlahan melalui FCC SANUR-NUSADUA-UBUD serta Kawasan Bandara,” pungkasnya.

 

Pewarta : Hidayat

Leave a Comment

Your email address will not be published.