Balinetizen.com, Denpasar
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Bali dimulai sejak 4 Oktober 2021 lalu tetap harus mewaspadai ancaman Covid-19 mengingat sentuhan vaksinasi hanya diberikan untuk anak diatas usia 12 – 17 tahun dan masih ada dugaan yang belum melaksanakan disebabkan satu dan lain hal, padahal anak menjadi kelompok yang rentan terpapar. Hal ini terlihat dari data global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak.
“Sejatinya kita tetap mewaspadai dalam pelaksanaan PTM di Bali harus tetap mematuhi prokes dan jangan sampai lengah, sebab anak tetaplah menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19,” kata Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Bali, Gede Ngurah Ambara Putra SH, Jum’at (22/10/2021).
Menurutnya, Pelaksanaan PTM harus tatap berpedoman pada ketentuan seperti jumlah siswa yang terbatas serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat, bukan tidak mungkin disaat berlangsungnya PTM justru akan memicu klaster baru bila semua pihak lupa bahwa ancaman itu akan terus ada setiap saat bahkan kebanyakan malahan ada yang menganggap pandemi ini telah berlalu.
Pihaknya mengingatkan bahwa lonjakan Covid-19 terjadi kembali di kawasan Asia tenggara seperti Singapura, hal itulah yang membuat pemerintah Singapura memutuskan untuk memperketat pembatasan sosial warganya beberapa pekan ini.
“Singapura saat ini sedang dalam masa persiapan transisi hidup bersama dengan Covid-19. Namun, di saat bersamaan Singapura juga kembali memberlakukan sejumlah pembatasan sosial, Bahkan Kasus harian Covid-19 negara tetangga kita kembali melonjak signifikan hingga hampir menembus 4.000, Selasa (19/10/2021),” tutur Ambara cemas.
Untuk itu, Pihaknya terus memantau pelaksanaan PTM terutama di perguruan-perguruan swasta di Bali agar tetap berjalan dengan baik mengingat data Covid-19 global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak. (hd)