Di Jembrana Delapan Sekolah Terdampak Banjir, Tembok Penyengker di Dua Sekolah Roboh

 

Balinetizen.com, Jembrana

Sejumlah sekolah di Kabupaten Jembrana terdampak banjir akibat curah hujan tinggi pada Minggu (16/10/2022) malam hingga Senin (17/10/2022). Akibatnya proses belajar mengajar dilakukan dengan daring. Pasalnya ruang kelas di beberapa sekolah terendam air.

Data pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jembrana tercatat ada 8 Sekolah Dasar (SD) Negeri terdampak banjir. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di empat (4) kecamatan kecuali Kecamatan Pekutatan.

Di Kecamatan Melaya tercatat ada 3 SDN terdampak banjir diantaranya SDN 1 di Desa Melaya, SDN 3 dan SDN 1 di Desa Candikusuma. Kemudian Kecamatan Negara 2 sekolah yakni SDN 1 di Desa Kaliakah dan SDN 5 du Desa Baluk.

Selanjutnya Kecamatan Jembrana, SDN 1 Kelurahan Loloan Timur dan SDN 2 Kelurahan Sangkaragung dan di Kecamatan Mendoyo yakni SDN 9 Penyaringan di Desa Penyaringan.

“Delapan (8) sekolah itu yang dilaporkan ke kita” ujar Kepala Dinas (Kadis) Dikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra dikonfirmasi, Senin (24/10/2022).

Dari delapan (8) sekolah yang dilaporkan itu kata dia, umumnya karena tergenang banjir dengan ketinggian air 60 sampai 70 centimeter. “Kami juga menerima laporan adanya tembok penyengker jebol” imbuhnya.

Tembok penyengker jebol atau ambruk terjadi di SDN 1 Melaya sepanjang 20 meter dan SDN 3 Candikusuma sepanjang 20 sampai 30 meter. Tembok penyengker tersebut merupakan tembok lama, tidak bertulang besi (tidak ada besi) dan dalam kondisi sudah miring.

“Kondisinya memang sudah miring, semuanya. Jadi begitu ada banjir, jebol. Kalau di SDN 1 Loloan Timur memang sudah jebol. Yang jebol karena banjir cuma dua itu” ungkapnya.

Untuk ruang kelas menurutnya semua aman. Namun sempat kemasukan air akibat banjir. “Untuk TK kami tidak menerima laporan. Memang ada yang kebanjiran tapi air langsung surut seperti di TK Negeri Negara (TK Jabon) dan TK Negeri Sangkaragung” jelasnya.

Baca Juga :
Bupati Suwirta Hadiri Persiapan Ngaben Masal di Desa Tangkedan dan Desa Gembalan

Menurutnya pada Senin (17/10/2022) saat hujan deras di delapan (8) sekolah itu tidak bisa dilaksanakan proses belajar mengajar sehingga dilakukan secara daring karena semua ruang kelas tergenang air.

“Di group sudah saya sampaikan, bagi sekolah yang tidak bisa melaksanakan belajar langsung tatap muka, silahkan dilakukan dengan daring. Kalau memang tidak bisa, jangan dipaksakan dari pada anak-anak sakit” terangnya.

Diakuinya banjir beberapa hari lalu itu merupakan yang terbesar. Karena sekolah yang dulunya tidak pernah kebanjiran malah sekarang tergenang air akibat dampak dari banjir. Malah air yang masuk ke ruang kelas setinggi lutut orang dewasa.

“Kalau sekolah tetao buka, tapi tidak ada siswa yang sekolah. Ini banyak laporan masuk. Ya kita maklumi, dari pada anak-anak sakit, juga proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan” pungkasnya. (Komang Tole)

Leave a Comment

Your email address will not be published.