Proses Kubur Bangkai Paus Sperma Hingga Malam

 

Balinetizen.com, Jembrana 

Bangkai paus sperma dengan panjang 17,28 meter akhirnya berhasil di kubur, Senin (10/4/2023). Petugas harus bekerja ekstra keras bahkan hingga malam untuk mengubur bangkai paus.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, Putu Agus Artana Putra dikonfirmasi Senin (10/4/2023) mengatakan bangkai paus sperma dikubur didekat kawasan setra (kuburan), Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, tidak jauh dari lokasi penemuan.

Proses diawali dengan membuat lubang dengan kedalaman sekitar 3 sampai 4 meter menggunakan alat berat escavator (bego). Kemudian mengeluarkan isi perut paus dengan maksud agar bise lebih mudah dipindahkan.

Paus kata dia, baru berhasil dimasukan ke dalam lubang sekitar pukul 19.40. Namun belum dilakukan penimbunan. Dan penimbunan dilakukan satu jam kemudian setelah mesin alat berat sudah mulai dingin.
“Prosesnya memang cukup memakan waktu. Harapan kita, malam ini (paus) harus sudah dikubur. Sebelum selesai kami tidak balik pulang” jelas Agus.

Paus menurutnya dikubur tidak dengan dipotong-potong. Selain terkendala alat, juga mempertimbangkan dampak dari cairan organ yang keluar apakah aman bagi petugas atau tidak. “Sebelumnya kita juga melakukan persembahyangan dengan ngaturang (menghaturkan) banten pejati di Pura Dalem dan Pura Segara supaya dilancarkan” ungkapnya.

Disebutnya dua alat berat escavator (bego) yang digunakan untuk mengubur paus, satu dari BPBD Jembrana dengan cara menyewa dan satu lagi dari Dinas PUPRPKP Jembrana. “Sebelum ditimbun dengan tanah, kita timbun dengan batu..Bagian ekor yang sudah dipotong juga kita kubur. Tadi sekitar pukul 21.10 baru selesai” terangnya.

Diberitakan sebelumnya paus sperma betina terdampar di Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali pada Sabtu (8/4/2023) siang. Paus terdampar dengan kondisi sudah mati.

Baca Juga :
Pemerintah Dorong Penyaluran Kredit Usaha Rakyat secara Klaster di Sektor Pertanian

Rencananya paus dikubur pada Minggu (9/4/2023) setelah dilakukan nekropsi (otopsi) oleh tim BPSPL (Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut) Denpasar. Namun batal karena terkendala alat berat dan air laut pasang. (Komang Tole)

Leave a Comment

Your email address will not be published.