Balinetizen.com, Jakarta
PT Pertamina (Persero) menegaskan mendukung penuh upaya pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 sekaligus menjamin ketersediaan energi nasional.
“Sebagai perusahaan energi, kami tentu mendukung pemerintah dalam pencapaian NZE di tahun 2060, namun prioritas utama Pertamina juga tetap menjamin ketersediaan dan keamanan energi, jadi energy security,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dalam rencana umum energi nasional sampai dengan 2060, komponen minyak dan gas bumi (migas) dalam bauran energi nasional porsinya terus menurun, namun masih tetap dibutuhkan.
“Karena mayoritas kebutuhan energi untuk transportasi dan industri masih dari energi fosil maka kami akan tetap mendukung pemerintah untuk meningkatkan produksi migas, dimana minyak ditargetkan meningkat menjadi satu juta barel per hari dan gas meningkat 12 BSCFD,” ungkap Nicke.
Untuk mendukung upaya menuju NZE tersebut, kata dia, Pertamina juga mengubah cara bisnis menjadi green operation. Hal itu dilakukan dengan menggunakan parameter environmental, social, and governance (ESG).
Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan konsep ESG, ada tiga cakupan yang harus dilakukan untuk mengurangi karbon, yakni, mengurangi penggunaan peralatan-peralatan yang sudah tidak efisien dengan melakukan peremajaan agar lebih hemat bahan baku.
Selanjutnya, energi gas buang yang selama ini terbuang ke udara dan menimbulkan polusi, kini diproses lagi menjadi energi.
Dari semua inisiatif itu, ia mengungkapkan sampai dengan 2022, Pertamina Group mengklaim telah berhasil menurunkan 31 persen karbon emisi pada operasionalnya, baik dari hulu hingga hilir.
“Ini kami belum bicara pada scope ketiga, yaitu final product seperti biodiesel tentu angkanya akan lebih besar. Artinya, Pertamina tetap menjaga ketersediaan energi tetapi kami juga komitmen untuk menurunkan karbon emisi dengan berbagai upaya,” ujar Nicke.