Balinetizen.com, Denpasar-
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjelaskan terkait kasus rabies di Bali pihaknya belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Data Dinas Kesehatan Bali menunjukan sekitar 19 ribu gigitan terjadi di rentang waktu Januari 2023 hingga Juni 2023 (6 bulan). Dari 19 ribu gigitan tersebut terdapat 300 yang positif rabies.
“Kami sampaikan ada 300 rabies, 4 meninggal itu artinya hampir 296 itu divaksin, pasti divaksin makanya selamat jadi yang 4 orang ini memang belum divaksin, tidak divaksin,” katanya usai melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah instansi terkait di Denpasar, Selasa 27 Juni 2023.
Untuk 4 orang yang meninggal tersebut terdapat 1 korban meninggal di kabupaten Buleleng, 2 kabupaten Jembrana dan 1 kabupaten Badung.
Dari angka korban meninggal, katanya Pulau Bali belum menetapkan status KLB.
Karena untuk menetapkan status KLB indikatornya dari tidak ada kasus rabies menjadi ada. Selain itu kata dia, dari jumlah orang yang meninggal yang jumlahnya makin meningkat.
“Belum masih zona hijau semua dan mudah – mudahan inikan ..betul betul mensosialisasikan berharap masyarakat jangan menyepelekan jangan menganggap enteng digigit anjing,” tandasnya.
I Nyoman Gede Anom menjelaskan, dari 19 ribu gigitan yang terjadi di Pulau Bali, sekitar 12 ribu gigitan korbannya sudah mendapat vaksinasi.
Artinya kata dia hampir 65 persen sudah mendapatkan vaksinasi, sementara sisanya tidak divaksinasi karena kata dia, kemungkinan sudah mendapatkan VAR.
Untuk diketahui catatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukkan di tahun 2022 terdapat 22 orang yang meninggal akibat kasus gigitan anjing rabies, dan menurutnya masih bisa dikendalikan.
“Kalau peningkatan 2 tiga kali lipat dari itu baru kita KLB atau dari tidak ada menjadi ada,” tandasnya.
Dan untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kasus gigitan anjing rabies pihaknya sudah menyiapkan sekitar 63 ribu vaksin yang cukup sampai akhir tahun.