Oleh : I Gde Sudibya
Balinetizen.com, Denpasar
Menyimak program kesejahteraan rakyat pasangan nomer 3 ini, menyimak rekam jejaknya, Mas Ganjar dan Pak Macfud adalah “man of actions”, manusia dengan kategori: berbuat, bertindak dan berprestasi/berkarya. Karyanya dalam berbangsa dan bernegara, mengingatkan Kita akan ucapan Mahatma Gandhi (“guru” politik Soekarno), satu perbuatan nyata, lebih berharga dari 100 untaian kata-kata.
21 Program kesejahteraan rakyat pasangan ini, mengingatkan Kita akan ideologi nasionalisme kerakyatan Soekarno tentang: nasib “wong cilik”, buruh, tani dan nelayan, si Marhaen, ajaran visioner Tri Cakti: Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan. 21 Program Kesejahteraan Rakyat pasangan ini, tidak sebatas retorika, tetapi dapat dipercaya sebagai pembumian dari ajaran Tri Cakti Presiden Pertama Soekarno.
21 Program Kesejahteraan Rakyat di atas, yang menyimak-serap dengan penuh empati apa yang menjadi harapan rakyat (yang tidak seluruhnya diucapkan secara eksplesit), mengingatkan Kita akan tulisan Pak Hatta dalam Daulat Rakyat di dasa warsa tahun 1930’an, tentang arti penting hak-hak ekonomi rakyat yang harus diperjuangkan dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Pemikiran Pak Hatta ini mencapai puncaknya, ketika beliau merumuskan ayat satu pasal 33 UUD 1945 yang historik itu: “Perekonimian disusun berdasarkan asas kekeluargaan”.
21 program kesejahteraan rakyat di atas, yang sarat dengan penghargaan dan pemulyaan nilai-nilai kemanusiaan, dapat mengingatkan Kita akan paham humanisme universal dalam buku Demokrasi Kita dari Soetan Sjahrir yang diterbitkan sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
I Gde Sudibya, pengamat sosial, pembelajar pemikiran Bapak – Ibu Pendiri Bangsa.