Komando Dhukajaya, AMPG Dan Relawan Elu-Elukan IGK Kresna Budi Kandidat Calon Bupati Buleleng 2024 – 2029

Sekretaris AMPG Buleleng, Nyoman Dhukajaya

Balinetizen.com, Buleleng

Setelah melalui pertarungan yang cukup sengit di Dapil Buleleng I yakni di Kecamatan Buleleng pada Pemilihan Umum Legeslatif (Pileg) pada 14 Februari 2024 lalu, akhirnya Nyoman Dhukajaya caleg new comer kader Partai Golkar berhasil lolos dengan perolehan suara yang cukup signifikan.

Keberhasilan yang didapuk Dhukajaya ini tidak terlepas dari prinsip yang diembannya untuk selalu bersinergi menjadi yang lebih baik.

“Saya membuat acara silaturahmi dengan teman-teman AMPG dan relawan adalah sebagai rasa syukur sebagai kader yang mengawali karier politik dari AMPG, lanjut ikut dalam perhelatan Pemilu kemarin.” ujar Dhukajaya disela-sela sarasehan yang digelar bersama puluhan anggota AMPG dan relawan Dhukajaya Kelurahan Banyuning pada Jumat, (5/4/2024) malam di warung makan Valen di Jalan Pulau Komodo, Kelurahan Banyuning, Singaraja.

“Bagi saya terdapat tiga hal yang disinergikan yaitu partai politik dalam hal ini Partai Golkar, masyarakat sebagai Konstituen dan relawan. Seperti kami mempunyai relawan Dhuka Jaya bagian dari pada sinergisitas yang terlahir dari Partai Politik.
Jadi ini harus bersinergi untuk mencapai tujuan. Saya mengucapkan Terimakasih yang sebesar besarnya kepada teman- teman,” ucapnya.

Ia menyebut dirinya menjadi kader Partai Golkar diawali dari organisasi sayap Partai Golkar yakni Angkatan Muda Pembaharuan Golkar (AMPG). Dimana secara organisasi Partai Golkar itu sebagai Partai Kader. Dan tidak serta merta, baru mau maju sebagai caleg barulah menjadi kader. Namun sesungguhnya itu, kaderisasi berawal dari organisasi.
Jadi saya ingin menghimbau dan memberikan contoh juga, bagaimana Organisasi ini harus dihidupkan. Banyak kita mempunyai Organisasi seperti AMPG, MKGR, SOKSI, BMK 57,” urai Dhukajaya.

Menurutnya banyak sayap-sayap organisasi, dimana anak muda ini kedepan digodok dan dilatih secara organisasi. Karna sebelum masuk ke Partai Politik mereka harus aktif dulu di Organisasi. Mengingat dengan organisasi akan membangun karakter, bagaimana rasa kesetiakawanan , rasa tanggung jawab, rasa cinta tanah air terhadap masyarakatnya. Ketika seseorang duduk menjadi seorang pemimpin, kalau tidak ada rasa organisasi yang bagus akan sulit. Lantaran akan melupakan, apalagi pola Pragmatis yang terjadi saat ini.

Baca Juga :
Kasus COVID Jepang capai satu juta saat infeksi menyebar ke luar Tokyo

“Saya sebenarnya tidak setuju kalau pola pengkaderan itu terlalu Pragmatis. Misal baru menjadi calon baru mendaftar buat NPAG. Terbukti kemarin ketika kita sulit mendapatkan calon, tiba tiba mencari calon yang bukan Kader lalu dibuatkan NPAG. Hal – hal itulah jangan sampai terjadi, kader itu dari awal harus dilatih.” tegasnya.

“Kita kan mempunyai Golkar Institut, ini luar biasa untuk mengkader anak-anak bangsa itu dari awal, agar mereka punya rasa Doktrin karya kekaryaannya, mencintai tanah airnya, mencintai masyarakatnya, amanah terhadap tanggung jawabnya sebagai pimpinan. Ini harus dimulai dari bawah. maka kedepannya Partai Golkar semuanya membangun organisasi ini harus bagus dan kuat.” terang Dhukajaya.

Dikatakan juga jangan sampai AMPG 5 tahun baru dipakai. Tidak ada Pileg, tidak ada perhelatan tidak pernah dipakai.

Hal-hal seperti inilah, tegas Dhukajaya kedepannya ingin setiap organisasi apapun harus aktif. Maka Sistem Pemilu itu harus dirubah. Proporsional Terbuka, proposional Tertutup yang artinya jangan hanya menghandalkan suara sektoral dari masyarakat tapi juga dari Partai Politik. Sehingga bersinergi dua-duanya.

“Seperti saya sekarang mewakili masyarakat Banyuning sekaligus juga mewakili Partai Politik yang tidak semata-mata memperjuangkan hak politik masyarakat. Itu yang terpenting. Jadi proses kaderisasi itu harus dibangun dari awal.” ujarnya menegaskan.

“Kita punya Institut Partai Golkar, maka harus menghadirkan orang -orang yang memang mampu memberikan idealisme pada Partai kita. Jangan pragmatis, suara dibayar. Ini akhirnya menciptakan Demokrasi yang tidak bagus. Hal -hal ini tidak boleh terjadi.” imbuhnya.

Maka dari itu, ucapnya lagi AMPG kedepannya itu harus tetap solid, memiliki visi dan misi yang tidak berubah.

“Saya yakin kedepannya tidak akan terjadi hal-hal seperti Pemilu kemarin. Maka dari itu, saya berharap AMPG tetap solid. Mari kita bawa organisasi ini sesuai dengan visi dan misinya membangun dan mencintai masyarakat untuk keadilan dan kemakmuran.” paparnya.

Baca Juga :
Atasi Permasalahan Sampah,  Lurah Penatih Ajak Warganya Menabung di Bank Sampah Jempiring

Diterangkan bahwa inti dari pada acara sarasehan ini, selanjutnya kedepan jika ada perhelatan Pilkada tentunya AMPG sebagai Anak Muda mengawal siapapun kader-kader terbaik di Buleleng yang akan dicalonkan.

“Kita dukung sepenuhnya, kita harus tegak lurus dengan doktrin partai kita. Kita harus solid untuk ikut dalam Perhelatan Pilkada pada Nopember 2024 mendatang. Tentunya saya secara organisasi, mendukung Ketua DPD II Partai Golkar Buleleng IGK KRESNA BUDI untuk tampil di perhelatan Pilkada 2024.

“Beliau juga akan memberikan amanah dan mandat. Lalu sekarang mandatnya akan diberikan kepada siapa. Secara organisasi kami menyampaikan aspirasinya seperti apa. Mungkin nanti akan ada sarasehan lagi dan diskusi-diskusi siapa kira-kira nantinya yang pas untuk memimpin Buleleng. Karna secara aturan Pemimpin Daerah/Nasional itu harus melalui Partai Politik. Walaupun kran Independen dibuka tapi Kran Independen ini sangat berat. Dia harus mengumpulkan KTP 45 ribu. Oleh karna itu pemimpin kita harus lahir dari gabungan Partai Politik. Niscaya kedepannya kita mempunyai Pimpinan Daerah yang memang mampu membangun daerahnya sendiri dan mensejahterakan masyarakatnya.” tutup Dhukajaya. GS

Leave a Comment

Your email address will not be published.