Warga Desa Tukad Mungga Aksi Demo Keluhkan Jalan Rusak Dampak Proyek Senderan Pantai Tidak Diperbaiki

 

Balinetizen.com, Buleleng

Pasca selesainya pengerjaan proyek penyenderan mengatasi abrasi yang terletak di pantai Desa Tukadmungga, berdampak terhadap kerusakan dua ruas jalan menuju proyek sepanjang 300 meter, yakni terletak dijalan menuju pantai Banjar Dinas Dharma Yasa dan Banjar Dinas Dharma Kerti, Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya sebagai wujud kekesalan warga atas jalan betonisasi yang diperbaiki Tahun 2017 mengalami kerusakan, maka pada Senin (15/4/2024) warga didampingi Kepala Desa (Perbekel), Babinkamtibmas dan Babinsa desa setempat melakukan aksi simpatik dengan melakukan gotong royong membersihkan jalan rusak, sembari memasang spanduk bertuliskan ‘YANG TERHORMAT BAPAK BWS (BALAI WILAYAH SUNGAI BALI-PENIDA) TOLONG DITINDAK KONTRAKTOR NAKAL YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB. Jalan Kami Dirusak Akibat Proyek Penyenderan Pantai. Forum Anak Nelayan Desa Tukad Mungga’

Dikonfirmasi usai melakukan aksi, Kepala Desa Tukadmungga, Kadek Surya Darmawan mengatakan dua ruas jalan yang mengalami kerusakan di dua banjar dinas yang memiliki panjang total 300 meter tersebut, merupakan akses vital bagi warga setempat yang sebagian besar nelayan dan juga kunjungan wisatawan untuk dolphin maupun kegiatan lainnya.

Malahan apabila ada hujan deras jalannya tidak bisa diakses lantaran drainase jalan tertutup, maka air naik dan tergenang di jalan rusak yang menyulitkan warga beraktivitas dan malahan tamu asing mengeluh dengan adanya jalan rusak.

“Sejumlah wisatawan batal memakai jasa para nelayan untuk menikmati wisata dolphin yang menjadi sumber ekonomi nelayan selain memancing. Dan kerusakan jalan ini disebabkan adanya proyek penyenderan pantai yang sudah berlangsung mulai bulan Juni tahun 2023 lalu.” ucap tegas Perbekel Surya Darmawan, Senin (15/4/2024) dilokasi jalan rusak.

“Bahkan saya sudah mencoba kontak kontraktornya guna meminta agar jalan rusak ini diperbaiki. Namun nyatanya sampai penyerahan proyek tidak ada tindak lanjut perbaikan jalan. Dan apabila jalan ini masih tetap tidak diperbaiki, kemungkinan kami akan swadaya. Sebab jalan ini memang benar-benar akses utama nelayan dan pariwisata yang panjangnya sekitar 300 meter. Tapi kami terus berupaya berkomunikasi supaya bagaimana akses jalan ini bisa diperbaiki oleh Balai Wilayah Sungai Bali – Penida,” ujarnya

Baca Juga :
Perangkap Mammoth Prasejarah Buatan Manusia Ditemukan di Meksiko

Sementara itu, Ketua KUB Dharma Samudra Ketut Eri Susanto menegaskan kerusakan jalan menuju pantai cukup parah di saat hujan. Dimana kalau ada hujan deras air, jalan sulit dilalui yang mengakibatkan sejumlah wisatawan yang biasanya ingin melihat dolphin atau lumba-lumba batal.

“Kami menagih janji dari pihak terkait agar akses jalan utama warga supaya segera diperbaiki, sesuai hasil pertemuan warga dengan pihak terkait.” pungkasnya. GS

Buleleng, metrobali.com
Pasca selesainya pengerjaan proyek penyenderan mengatasi abrasi yang terletak di pantai Desa Tukadmungga, berdampak terhadap kerusakan dua ruas jalan menuju proyek sepanjang 300 meter, yakni terletak dijalan menuju pantai Banjar Dinas Dharma Yasa dan Banjar Dinas Dharma Kerti, Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya sebagai wujud kekesalan warga atas jalan betonisasi yang diperbaiki Tahun 2017 mengalami kerusakan, maka pada Senin (15/4/2024) warga didampingi Kepala Desa (Perbekel), Babinkamtibmas dan Babinsa desa setempat melakukan aksi simpatik dengan melakukan gotong royong membersihkan jalan rusak, sembari memasang spanduk bertuliskan ‘YANG TERHORMAT BAPAK BWS (BALAI WILAYAH SUNGAI BALI-PENIDA) TOLONG DITINDAK KONTRAKTOR NAKAL YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB. Jalan Kami Dirusak Akibat Proyek Penyenderan Pantai. Forum Anak Nelayan Desa Tukad Mungga’

Dikonfirmasi usai melakukan aksi, Kepala Desa Tukadmungga, Kadek Surya Darmawan mengatakan dua ruas jalan yang mengalami kerusakan di dua banjar dinas yang memiliki panjang total 300 meter tersebut, merupakan akses vital bagi warga setempat yang sebagian besar nelayan dan juga kunjungan wisatawan untuk dolphin maupun kegiatan lainnya.

Malahan apabila ada hujan deras jalannya tidak bisa diakses lantaran drainase jalan tertutup, maka air naik dan tergenang di jalan rusak yang menyulitkan warga beraktivitas dan malahan tamu asing mengeluh dengan adanya jalan rusak.

Baca Juga :
Beri Motivasi dan Semangat, Wabup Suiasa Kunjungi Posko Satgas Gotong Royong di 19 Perumahan di Kuta Selatan

“Sejumlah wisatawan batal memakai jasa para nelayan untuk menikmati wisata dolphin yang menjadi sumber ekonomi nelayan selain memancing. Dan kerusakan jalan ini disebabkan adanya proyek penyenderan pantai yang sudah berlangsung mulai bulan Juni tahun 2023 lalu.” ucap tegas Perbekel Surya Darmawan, Senin (15/4/2024) dilokasi jalan rusak.

“Bahkan saya sudah mencoba kontak kontraktornya guna meminta agar jalan rusak ini diperbaiki. Namun nyatanya sampai penyerahan proyek tidak ada tindak lanjut perbaikan jalan. Dan apabila jalan ini masih tetap tidak diperbaiki, kemungkinan kami akan swadaya. Sebab jalan ini memang benar-benar akses utama nelayan dan pariwisata yang panjangnya sekitar 300 meter. Tapi kami terus berupaya berkomunikasi supaya bagaimana akses jalan ini bisa diperbaiki oleh Balai Wilayah Sungai Bali – Penida,” ujarnya

Sementara itu, Ketua KUB Dharma Samudra Ketut Eri Susanto menegaskan kerusakan jalan menuju pantai cukup parah di saat hujan. Dimana kalau ada hujan deras air, jalan sulit dilalui yang mengakibatkan sejumlah wisatawan yang biasanya ingin melihat dolphin atau lumba-lumba batal.

“Kami menagih janji dari pihak terkait agar akses jalan utama warga supaya segera diperbaiki, sesuai hasil pertemuan warga dengan pihak terkait.” pungkasnya. GS

Leave a Comment

Your email address will not be published.