Teks Foto : Walikota Rai Mantra bersama para pengurus Pelangi Denpasar dan para juri menarik layang-layang maskot Pelangi Denpasar sebagai tanda Denpasar Kite Festival Ke-5 dibuka, Minggu (28/7) di Pantai Mertasari Sanur.
Rai Mantra Ajak Lakukan Pelestarian dan Peningkatan Kreatifitas
Lomba layang-layang dari Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Denpasar ke-5 dibuka Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Minggu (28/7) di Pantai Mertasari, Sanur. Sebanyak 785 peserta dari kabupaten/kota se-Bali mengikuti event ini yang melombakan layang tradisional dan kreasi
Walikota Rai Mantra mengatakan layang-layang telah menjadi permainan tradisi bagi masyarakat. Terlebih layang-layang memiliki filosofi konsep Rareangon yang terus berkembang serta menjadi event di ajang daerah, nasional hingga internasional. Kreatifitas dalam layang-layang saat ini semakin maju, sehingga perlu terus didukung. “Kreatifitas layang-layang harus terus didukung dalam pelestarian permainan tradisi dengan kreatifitas terus berkembang,” ujarnya.
Menurut Rai Mantra dilihat dari ide-ide kreatif layang-layang disamping keberadaan layang-layang tradisi, namun juga memiliki kreatifitas dalam layang-layang kreasi baru. Dari segi permainan para Rareangon sangat bahagia dan juga dari segi kreatifitas serta ide yang sudah memulai kemunculan ide kreatif bentuk dan desain.
“Kreatifitas dan desain yang terus meningkat menjadi hal penting dalam pelestarian tradisi melayangan,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini yang juga diikuti para binaan Lapas Kerobokan menjadi hal yang sangat baik untuk adaptasi dan menghilangkan kejenuhan serta tidak menghilangkan kreatifitas. Sehingga membantu binaan lapas dalam membangkitkan dan mengasah talenta yang tidak dibatasi dalam lingkungan tertentu. Tidak hanya hal tersebut, namun juga kegiatan bersama binaan Lapas Kerobokan sering dilaksanakan di Kota Denpasar. Seperti belum lama ini melibatkan wanita binaan lapas dalam pelaksanaan fashion show.
“Tradisi layang-layang dalam segi ekonomi kreatif yang tidak saja menjaga tradisi, namun mampu memberikan manfaat ekonomi kedepan dalam bidang kreatifitas,” ujarnya sembari mengajak paraRareangon untuk selalu menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban.
Sementara Ketua Pelangi Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira saat ditemui di lokasi mengatakan, Denpasar Kite Festival ke-5 Tahun 2019 ini merupakan upaya Pelangi Denpasar dalam melestarikan tradisi melayangan yang sudah membudaya. Layang-layang tradisional Bali sudah diakui internasional memiliki ciri khas keunikan baik bentuk, proses pembuatan maupun filosofi yang terkandung didalamnya serta telah menjadi predikat Best of The Best.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan, Denpasar Kite Festival tahun ini diikuti 785 sekaa layang-layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. Dari kegiatan ini kita memberikan ruang kepada layang-layang Bali dengan tetap menguatkan sikut-sikut atau ukuran layang-layang yang telah diwariskan dari setiap kabupaten/kota. Kegiatan ini juga dilakukan dalam mendukung program Pemkot Denpasar dalam pengurangan sampah plastik, dengan kreatifitas para Rareangon memberikan nilai lebih pada plastik melalui pembuatan layang-layang yang juga kita lombakan saat ini.
Kriteria penilaian berkaitan dengan keindahan layang-layang saat terbang, keserasian warna, guangan, dan jegjegtali. Layang-layang yang dilombakan meliputi, layang tradisional yakni Bebean, Janggan, Pecukan, dan Janggan Buntut dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Pelaksanaan lomba hanya sehari tetapi dimaksimalkan dalam layang-layang saat mengudara, terlebih kegiatan kali ini juga diikuti dari warga binaan Lapas Kerobokan. “Layang-layang tidak hanya sebagai bentuk hobi semata, namun saat ini layang-layang dengan berbagai bentuk dan kreatifitasnya telah menjadi mata pencaharian dan nilai tambah,” ujarnya. (Pur/humasdps)