Sebuah pesawat F/A-18E Super Hornet tampak tinggal landas dari kapal induk AS USS Abraham Lincoln di yang berada di Timur Tengah (foto: dok).
Amerika mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah guna melindungi pasukan Amerika dari ancaman Iran yang berpotensi, demikian diumumkan Presiden Donald Trump hari Jumat (24/5).
“Mereka kebanyakan akan punya kapasitas sebagai pelindung,” katanya kepada reporter menjawab pertanyaan dari VOA.
Pejabat Menhan AS Pat Shanahan mengatakan, tambahan ke kawasan itu termasuk “sebuah batalyon Patriot untuk melindungi terhadap ancaman misil, tambahan intelijen, pengintaian udara, dan sebuah skuadron pesawat tempur.”
Permintaan akan lebih banyak perlindungan ini datang dari Kepala Komando Sentral Jenderal Marinir “Frank” McKenzie. Kata Shanahan, permintaan ini merupakan hal yang normal, tetapi ditambahkan, kali ini terjadi pada tingkat eskalasi lebih tinggi mempertimbangkan semua dinamika yang ada di Timur Tengah.
Menlu Iran Kunjungan Pakistan Bahas Ketegangan dengan AS
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif Jumat bertemu dengan pemimpin-pemimpin dari Pakistan untuk membahas masalah bilateral, dan eskalasi ketegangan antara Teheran dan Washington.
Zarif dan Menlu Pakistan Shah Mehmood Qureshi memimpin delegasi masing-masing negara dalam pembicaraan resmi sebelum diplomat Iran itu bertemu dengan PM Pakistan Imran Khan. Pejabat mengatakan, pembahasan difokuskan pada isu bilateral dan perkembangan kawasan.
Ketegangan antara Teheran dan Washington menyaksikan eskalasi sejak Presiden Trump mengumumkan akan berusaha mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol, dan meningkatkan kehadiran militer Amerika di Teluk Persia.
Setelah mendarat di Islamabad Kamis, Zarif mengatakan kepada media Iran dia akan memberi briefing kepada pejabat-pejabat Pakistan tentang apa yang digambarkannya sebagai perkembangan berbahaya di kawasan. (jm)
Sumnber : VOA Indonesia