Pembina PLA Kota Denpasar yang juga Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny IA Selly D Mantra didampingi Ny Antari Jaya Negara dan Ny Kerti Rai Iswara saat mengunjung Pusat Layanan Autis Daerah Istimewa Jogyakarta Rabu (22/5)
Pemerintah Kota Denpasar, kian berusaha maksimal memberikan pelayanan kepada anak-anak disabilitas khususnya anak-anak autis.
Untuk mempermudah memberikan pelayanan, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga ingin menjadikan Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Denpasar menjadi Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD). “Pembentukan UPTD menjadi target guna lebih meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada anak-anak disabilitas terutama anak-anak autis,” ungkap Pembina PLA Kota Denpasar yang juga Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny IA Selly D Mantra didampingi Ny Antari Jaya Negara dan Ny Kerti Rai Iswara saat mengunjung Pusat Layanan Autis Daerah Istimewa Jogyakarta Rabu (22/5)
Kunjungan yang juga diikuti Kabid Pembinaan Paud dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga Kota Denpasar Ni Made Sugiantini, Ketua Pengurus Harian PLA Kota Denpasar I Nyoman Handika dan Kasi Kurikulum dan Penilaian Paud dan pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga Kota Denpasar Made Ayu Sulastri Ariani disambut hangat Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Daerah Istimewah Yogyakarta Endang Sulistyo Wati
Dalam kesempatan itu Ny. Selly mengatakan keinginan membentuk UPTD di Kota Denpasar adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada anak-anak disabilitas terutama anak-anak autis. Dengan pelayanan yang maksimal maka dapat mengurangi gangguan yang dihadapi dan dapat meningkatkan kemampuannya.”untuk itu kunjungan kami ingin mencari ilmu mengingat PLA Yogyakarta akan menuju UPTD. Selain itu kami juga ingin tau prosesnya dan mekanisme proses belajar mengajar,” ungkap Ny. Selly
Ketua Pengurus Harian PLA Kota Denpasar I Nyoman Handika dalam kesempatan tersebut juga ingin mengetahui jumlah dokter yang memberikan terapis dan beberapa kali dalam sebulan. Sehingga hasil dari kunjungan tersebut pihaknya bisa menindak lanjut bahkan ingin mengajukan kerjasama dengan pihak terkiat.
Dengan demikian maka pelayanan autis di Kota Denpasar dapat berfungsi maksimal.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta Endang Sulistyo Wati mengatakan, PLA Jogyakarta merupakan satu unit pelayanan yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga semua kegiatan yang dilaksankan masuk ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran Dinas Pendidikan.
Ia juga mengaku PLA Yogyakarta memberikan layanan terpadu, pendidikan transisi dan layanan umum melalui pembinaan, agar anak autis memiliki kesiapan untuk mengikuti pendidikan sekala inklusi maupun pendidikan sekala khusus. “Semua itu diterapkan karena ingin menjadikan pusat layanan intervensi dan pendidikan transisi yang unggul untuk menjamin terpenuhinya hak hak anak autis agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal serta bermanfaat bagi pembangunan nasional,” ungkapnya
Dalam proses mengajar ia mengaku berbagai program layanan bisa diberikan seperti konsultasi Dokter tumbuh kembang, konsultasi psikolog. Pemeriksaan dokter umum, terapi wicara, terapi perilaku, terapi okupasi, fisioterapi dan kelas transisi. “Untuk konsultasi maupun terapis yang diberikan langsung dari dokter rumah sakit selama 2 kali dalam seminggu,” ungkapnya
Tidak hanya itu pihaknya di PLA ini memberikan program layanan pendukung seperti konsultasi keluarga dan sekolah, kegiatan keluarga, parentin, diskusi dan penelitian dan pengembangan.
Koordinator Terapis PLA YogyakartaTaufik menambahkan dalam mengajar satu anak diberikan terapi secara total sebanyak 90 menit. Waktu 90 menit itu dibagi menjadi dua sesi sehingga satu sesi waktu mengajar hanya 45 menit.
“Satu sesi itu ada dua terapi yakni terapi bicara dan terapi prilaku bahkan terapi bisa berubah sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Untuk layanan terapi Autism Spectrum Disorder pihaknya mengaku memberikan maksimal 2 kali dalam seminggu untuk satu anak. PLA yang didirikan tahun 2010 ini memiliki 90 siswa dengan 27 guru.ayu/humas
Editor : Wraspati Radha