Bahas Perkembangan Pendidikan Tinggi Indonesia dan Thailand, CRISU and CUPT Buka Peluang Pertukaran Mahasiswa

Universitas Udayana menjadi tuan rumah penyelenggaraan 14th The Council of Rector of Indonesian State University (CRISU) and the Council of University President of Thailand (CUPT) yang dilaksanakan di Udayana International Convention Center (UICC) Kampus Bukit Jimbaran, 24-26 Oktober 2019

Balinetizen.com, Mangupura

 

Universitas Udayana menjadi tuan rumah penyelenggaraan 14th The Council of Rector of Indonesian State University (CRISU) and the Council of University President of Thailand (CUPT) yang dilaksanakan di Udayana International Convention Center (UICC) Kampus Bukit Jimbaran, 24-26 Oktober 2019. Universitas Udayana merupakan bagian dari CRISU yang anggotanya terdiri dari 90 rektor perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia, sedangkan CUPT terdiri dari 12 rektor perguruan tinggi negeri asal Thailand. Konferensi internasional ini menjadi ajang pertemuan rektor perguruan tinggi negeri Indonesia dan Thailand yang menjadi anggota CRISU dan CUPT.

Bertajuk “Higher Education in the Digital Era”, anggota CRISU dan CUPT berbagi visi, pengetahuan, dan pengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di kedua negara. Hal ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara CRISU dan CUPT untuk semakin mempererat hubungan perguruan tinggi negeri Indonesia dan Thailand di masa mendatang.

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia (MRTI/CRISU) sekaligus Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc mengatakan, kerjasama antara perguruan tinggi negeri Indonesia dan Thailand terjalin dalam tiga level, yakni forum rektor, forum dekan, dan forum mahasiswa. Menurutnya, ta kerjasama ini membuka peluang bagi perguruan tinggi negeri asal kedua negara, seperti menyelenggarakan pertukaran mahasiswa dalam bentuk program summer course (semester pendek).

“Selain pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang paling penting adalah pertukaran budaya atau kehidupan sehari-hari,” jelasnya. Dengan memperkuat forum mahasiswa ini, pihaknya berharap mahasiswa tidak hanya bertukar ilmu, namun dapat memperluas jaringan di masa mendatang. “Dengan kita menguatkan forum mahasiswa ini, kita harapkan 15 tahun ke depan mereka akan menjadi pemimpin, kita harapkan mereka memiliki network yang lebih luas,” tambah Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc.

Baca Juga :
Polisi sita peluru tajam saat tangkap anggota Pemuda Pancasila

Hal senada turut disampaikan Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K). Pertemuan yang melibatkan rektor, wakil rektor, dan mahasiswa dari kedua negara dapat menjadi ajang pertukaran pengetahuan untuk meningkatkan produk-produk inovasi. “Meningkatkan wawasan mahasiswa dan para dosen bisa melakukan pertukaran, sharing pengalaman, meningkatkan inovasi produk yang dihasilkan,” ungkapnya.

Dalam penyelenggaraannya yang ke-14 ini, Universitas Udayana sebagai tuan rumah turut mengandeng Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Konferensi diikuti oleh 302 orang peserta yang terbagi menjadi empat forum, antara lain: (1) Scientific Conference dengan topik science and humanities in the era of digital technology, (2) Rector Forum dengan topik cooperation enforcement and organizational meeting, (3) Dean Forum dengan topik program implementation and set up cooperation, (4) Students Forum dengan topik students activities and networking.

Konferensi dihadiri oleh Ambassador of Thailand in Indonesia, Ambassador of Indonesia in Thailand, Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Wakil Gubernur Bali, Chairman of CUPT, Chairman of CRISU, dan Rektor Universitas Udayana sebagai tuan rumah. Keynote speaker diisi oleh Dr. I Made Mangku Pastika Mantan Gubernur Bali dan Colm Downes dari British Council. (hd)

Leave a Comment

Your email address will not be published.