Balinetizen.com, Denpasar-
Gagasan Cerdas nan Visioner Ganjar Pranowo dalam Politik Pertahanan Keamanan membawa nama Ganjar -Mahfud (GAMA) semakin moncer di hati masyarakat.
Menurut I Gde Sudibya, ekonom, pengamat kecendrungan masa depan (trend watcher) politik luar negeri, pertahanan keamanan, geo politik harus mampu menjawab tantangan zaman.
Dikatakan, ternyata gagasan Ganjar dalam konteks politik global sangat memberikan harapan. “Berangkat dari politik Bebas Aktif yang dicanangkan Soekarno, berbasis ajaran Tri Cakti Presiden Soekarno, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan,” katanya.
Menurutnya, politik keamanan yang dirumuskan secara tenokratis, anggaran pertahanan antara 1,5 – 2 persen dari pendapatan nasional, didorong pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri, dengan program transfer teknologi yang ketat dan terukur.
“Anggaran pertahanan dengan target tersebut hanya bisa tercapai dengan target pertumbuhan ekonomi 7 persen, sesuai dengan target GAMA dengan syarat KKN disikat,” katanya.
Dikatakan, program pertahanan yang berdimensi jangka panjang, harus direncanakan dengan matang berbasis pendekatan “bottom up” planning, dengan melibatkan panglima di tiga matra: Darat, Laut dan Udara.
Jawaban Ganjar, lanjut Gde Sudibya atas pertahanan dan keamanan sangat tepat. Program sangat mendesak dalam sistem pertahanan, antara lain melengkapi sistem di matra laut sebagai negeri kepulauan, dengan wawasan Nusantaranya.
Sebagai negara Maritim, lanjut Gde Sudibya, dimana laut China Selatan mempunyai posisi strategis, diperlukan kebijakan luar negeri yang lebih progresif, untuk mencairkan kebekuan atau kemacetan dari beberapa kesepakatan yang selama ini tidak jalan. Di samping arti penting penyusunan program dan evaluasinya, dengan menggunakan standar pertahanan global yang lazim berlaku di tingkat internasional. (Adi Putra)