Keterangan foto Ketua TP. PKK yang juga Istri Walikota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra saat menerima penghargaan dari Ketua Umum Katalia Pusat Hj. Siti Kundari Mulyono SE MA disaksikan Direktur Pembinaan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI DR. Agus Salim di Pendopo Prang Wedana Keraton Surakarta Solo Rabu (1/5)
Ketua TP. PKK Kota Denpasar yang juga Istri Walikota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra mendapat kehormatan untuk pentas menari Tari Legong Keraton dalam acara Festival Busana Daerah Nusantara Terbesar 2019 di Pendopo Prang Wedana Keraton Surakarta Solo Rabu (1/5). Tak hanya Ny. Selly Mantra, Istri Sekda Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara dan Kabid Pembinaan Paud dan PNF Dinas Pendidikan kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar Ni Made Sugiantini juga ikut berpartisipasi membawakan Tari Legong Keraton pada kegiatan yang di diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Katalia (Asosiasi Ahli Rias Pengantin Modifikasi dan Modern Indonesia)
Tak hanya di kancah nasional, Ny. Selly juga pernah menari Legong Keraton dalam acara Internasional Policy Forum on Literacy and Life Skills Education for Vulnerable Youth through Community Learning Center serta mendapat penghargaan internasional dari UNISCO sebagai istri pejabat yang bisa menari.
Penampilan Ny Selly Mantra yang memukau mendapat apresiasi langsung Direktur Pembinaan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Agus Salim. Menurutnya sangat bangga melihat seorang istri pejabat bisa menari dan mau melestarikan kebudayaan Bali khususnya. Meskipum sudah menjadi ibu-ibu menurut Salim penampilan mereka sangat luar biasa. Selain itu pakaian Bali yang digunakan juga sangat bagus dan cerah.
“Sangat luar biasa saya berharap kebudayaan Bali terus dipertahankan jangan sampai di diklaim sama negara lain seperti Tari Pendet yang diakui Malaysia,” harapnya.
Tidak hanya itu ia juga mengucapkan terima kasih karena Kota Denpasar satu satunya daerah yang bekenan menari dalam pembukaan Festival Busana Daerah Nusantara Terbesar 2019.
Sementara itu Ketua Umum Katalia Pusat Hj. Siti Kundari Mulyono SE MA mengaku, ragam hias busana nusantara sangat bervariasi dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Bahkan menjadi asset bangsa yang bernilai seni tinggi. Untuk terwujudnya sebagai busana daerah dengan kelengkapan asesorisnya serta melestarikan budaya bangsa demi cucu maupun generasi muda mendatang. Maka dalam Festival Busana Daerah Nusantara ini pihaknya menggelar pagelaran busana daerah nusantara serta lomba tata rias Pengantin Modifikasi.
Ketua TP. PKK Kota Denpasar yang juga istri Walikota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra mengaku tidak menyangka dirinya bisa menari di Keraton Solo. “Saya sangat bangga dan terkesan masih bisa berkesempatan untuk memperkenalkan budaya Bali dalam hal ini menampilkan Tari Legong Keraton, walaupun seorang nenek masih bisa menari memperkenalkan kebudayaan Bali dan memperkenalkan warisan budaya leluhur,” katanya.
Ny. Selly juga mengaku bahwa pentas nasional ini merupakan yang kedua, karena sebelumnya beliau pernah menari di kancah internasional. “Mendapat kepercayaan mengisi Festival Busana Daerah Nusantara ini suatu kebanggan bahkan bisa langsung pentas di Keraton Solo,” ungkapnya.
Walaupun bukan penari profesional namun Ny. Selly mengajak daerah lainnya memperkenalkan tarian dan kebudayaannya daerahnya masing masing.
Ketua DPP Katalia Bali AA Ayu Ketut Agung mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar dibawah kepemimpinan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Wakil Walikota IGN Jaya Negara karena selalu mendukung lembaga dan pendidikan non formal. Menurutnya penampilan yang dibawakan Ny. Selly sekaligus mewakili DPP Katalia Bali. “Maka dari itu saya ucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan dan kapan pun selalu dibantu,” ucapnya.
Selain Tari Legong Keraton, dalam acara ini akan menampilkan parade 20 pakian adat Bali. Terkait menampilkan Tari Legong Keraton Agung mengaku karena ini merupakan pendidikan karakter keluarga, sehingga dalam tarian ini juga melibatkan anak, ibu dan sebagai nenek. (Ayu/humas)
Editor : Sutiawan