Foto: Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila yang juga Caleg DPRD Bali dapil Tabanan nomor urut 2 dari Partai NasDem saat bersama Gubernur Bali Periode 2008-2018 I Made Mangku Pastika dan Gubernur Bali Periode 2018-2023 I Wayan Koster.
Balinetizen, Tabanan
Bicara soal pariwisata Bali khususnya sport tourism (pariwisata olahraga) ingatan publik tentu tidak bisa lepas dari sosok Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila.
Namanya kian dikenal luas publik sebagai salah satu tokoh Bali yang gencar menyuarakan dan mendorong pengembangan sport tourism di Bali.
Perjuangannya tidak hanya berusaha meyakinkan kepada daerah seperti Bupati/Walikota se-Bali hingga Gubernur Bali. Bahkan hingga ke Presiden Jokowi pun tak luput ia suarakan bahwa potensi sport tourism di Bali ibarat “The Sleeping Giant” (Raksasa Tidur) bagi pariwisata Bali yang perlu dibangunkan segera.
Perjuangannya untuk membangun iklim sport tourism di Pulau Dewata dengan membangkitkan “The Sleeping Giant” tidak hanya terhenti dengan kapasitasnya sebagai Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism.
Namun ia ingin berjuang lebih strategis. Caleg DPRD Bali dapil Tabanan nomor urut 2 dari Partai NasDem ini pun ingin membawa misinya ini sebagai salah satu bagian perjuangan utamanya ketika terpilih sebagai Anggota DPRD Bali periode 2019-2024.
“Perjuangan saya dari Tabanan untuk Bali salah satunya untuk mengoptimalisasi destinasi pariwisata Tabanan dan Bali pada umumnya. Juga kembangkan destinasi pariwisata baru salah satu lewat sport tourism yang merupakan The Sleeping Giant of Tourism of Bali,” ungkap Dewa Susila ditemui di sela-sela simakrama bersama warga Tabanan, Sabtu (6/4/2019).
Dari Pencetak Pahlawan Devisa hingga Pengawal Pahlawan Olahraga
Lama malang melintang dan berkiprah di luar Tabanan dan Bali baik sebagai pengusaha maupun pemiliki agen tenaga kerja kapal pesiar pencetak “pahlawan devisa” TKI kapal pesiar, lalu pengawal pahlawan olahraga di KONI Bali, idealisme Dewa Susila sebagai putra daerah Tabanan tergerak untuk kembali “ngayah” di tanah kelahirannya.
Perjuangan di sektor pariwisata dan peningkatan kualitas SDM serta ketenagakerjaan di Tabanan dan Bali pada umumnya jadi dua fokus utamanya. Dimana memang di dua sektor ini berbagai aksi nyata (real action) dan prestasi telah ditorehkan pria asal Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini.
Di sektor pariwisata, sport tourism memang jadi ikon perjuangan pria yang juga Ketua Kesatuan Pelaut (KPI) Cabang Bali itu. Ia tercatat yang pertama kali secara resmi mengajukan pentingnya Bali mempunyai blue print sport tourism saat dirinya diundang khusus dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Keolahragaan di DPRD Bali pertengahan 2018 silam.
Sejumlah gagasan cerdas, brilian dan visioner yang dicetuskan Dewa Susila pun banyak diakomodir menjadi sejumlah pasal khusus dalam Perda Keolahragaan yang telah disahkan DPRD Bali bersama Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat itu.
Suarakan Sport Tourism ke Gubernur hingga Presiden
Komitmen serius, gagasan cerdas dan kerja kerasnya mendorong pengembangan sport tourism di Bali juga direspon positif dua Gubernur berbeda mulai dari Gubernur Bali I Made Mangku Pastika hingga Gubernur Bali I Wayan Koster.
Sekretaris Umum Pergatsi (Persatuan Gateball Seluruh Indonesia) Provinsi Bali ini juga cukup berani menyuarakan agar pemerintah daerah hingga pemerintah pusat bisa serius mengembangkan sport tourism di Bali.
Salah satunya dengan membangun berbagai fasilitas olahraga bertaraf internasional di Pulau Dewata yang telah menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.
Bahkan aspirasi itu juga disampaikan langsung Dewa Susila yang bersama Pengurus KONI Bali saat diundang dalam acara tatap muka Presiden Jokowi yang dengan tokoh-tokoh masyarakat Bali pada Jumat, 22 Maret 2019 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Denpasar.
“Kami harapkan Presiden Jokowi membantu Bali membangun fasilitas olahraga berstandar internasional untuk membangkitkan the sleeping giant sport tourism ini,” kata Dewa Susila kala itu.
Menurut Dewa Susila saat ini potensi sport tourism di Bali belum dikelola dengan manis dan baik. Kalau sport tourism sampai dikelola dengan maksimal dan ada sinergitas semua stakeholder didukung dengan grand desain atau blue print yang bagus, maka akan menjadi ibarat harta karun bagi pariwisata Bali yang akan menambah pundi-pundi dan devisa pariwisata Bali.
“Kami di KONI terus suarakan dan dorong pemerintah agar mengembangkan sport tourism di Bali secara masif dan komprehensif serta ada sinergi semua stakeholder. Ini juga perlu diawali dengan blue print pengembangan sport tourism lalu kita buat event-event sport tourism skala internasional,” ungkap Dewa Susila.
Jadikan Tabanan “Raksasa” Pariwisata Bali
Dimulai dari Tabanan lah, dari kampung halaman, tanah kelahiran tercinta, Dewa Susila juga ingin berjuang totalitas, ngayah, bekerja keras tanpa lelah, tanpa mudah menyerah untuk membangkitkan sport tourism “The Sleeping Giant” (Raksa Tidur) ini.
Terlebih juga momentumnya sangat tepat bertepatan dengan digelarnya multi event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XIV Tahun 2019 yang mengusung tema “Sport, Tourism and Culture”.
Bagi Dewa Susila, momentum Porprov 2019 ini adalah momentum yang tepat untuk menggelorakan dan menggali potensi sport tourism di Bali, utamanya bermula dari Tabanan yang juga dijuluki “Lumbung Padi” Bali
“Dari Tabanan untuk Bali, saya ingin sport tourism The Sleeping Giant bangkit dari Lumbung Padi Bali. Tabanan bisa jadi raksasa pariwisata Bali lewat berbagai event-event sport tourism,” kata Dewa Susila optimis.
Keyakinan Dewa Susila itu bukan sekadar isapan jempol atau mimpi di siang bolong. Lewat kerja keras, totalitas, ketulusannya ngayah dari Tabanan untuk Bali maka bersiaplah “Raksasa Tidur” segera bangkit dari Lumbung Padi .
Membawa segudang gemerincing dolar untuk kesejahteraan masyarakat Tabanan dan Bali. Di tangan putra putri terbaik Tabanan bersiap menyongsong era baru pariwisata Bali. (wid)