Balinetizen.com, Denpasar –
Kerja Pansus TRAP DPRD Bali Patut Diacungi Jempol, Langkah Penegakan Hukum di Tunggu Publik. Hal itu dikatakan Jro Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, ekonom, pengamat kebijakan publik, Selasa 14 Oktober 2025
Dikatakan, banjir bandang 10 September 2025, membawa hikmah, Pansus TRAP (Tata Ruang, Aset dan Perizinan ) DPRD Bali bergerak cepat. Melakukan inspeksi lapangan ke Tahura Ngurah Rai yang menjadi simbol kebanggaan Bali dan Nasional tentang Pembangunan Bersahabat dengan Lingkungan.
“Mencapai puncaknya, ketika pimpinan pemerintah anggota G20 secara simbolis melakukan penanaman pohon bakau 16 November 2022,” katanya.
Tetapi faktanya, kata Jro Gde Sudibya berdasarkan temuan Pansus, kawasan hutan yang berfungsi lindung milik negara yang tidak boleh dialih-fungsikan dan tidak boleh disertifikatkan, ternyata telah terbit 106 SHM di kawasan tsb.
Demikian juga kawasan hutan di Pejarakan Buleleng.
Menurutnya, temuan lapangan Pansus TRAP patut diapresiasi, sejalan dengan fungsi pengawasan DPRD sesuai amanat konstitusi.
Dikatakan, selama ini publik kecewa terhadap fungsi pengawasan DPRD Bali, demikian juga fungsi anggaran dan legislasi. Kesan publik, DPRD Bali selalu “membebek” kepentingan eksekutif, sehingga fungsi DPRD dalam: anggaran, legislasi dan pengawasan (secara politik) tidak optimal.
Menurutnya, temuan penyimpangan dalam Tahura Ngurah Rai dan Kawasan Hutan Pejarakan, sebagai “momenth of truth ” bagi Pansus untuk melaporkannya ke aparat penegak hukum. Sehingga temuan dugaan penyimpangan tidak sebatas “omon-omon” pencitraan.
Dikatakan, demo besar di Jakarta akhir Agustus 2025 yang melahirkan “17+8 Tuntutan Rakyat” agar lembaga parlemen memperbaiki citranya, agar sebanding besarnya kompensasi dengan prestasi untuk kepentingan rakyat.
“Diharapkan Pansus segera melaporkan kasus ini ke penegak hukum secara transparan, dan publik dapat berpartisipasi dalam pengawasannya,” kata Jro Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, ekonom, pengamat kebijakan publik.
Jurnalis Nyoman Sutiawan