Respons Terhadap Pernyataan Gubernur Koster: Terminal LNG Sanur – Sidakarya Aman dari Sisi Lingkungan dan Bagian dari Program Bali Mandiri Energi Bersih

0
63

Ilustrasi

Balinetizen.com, Denpasar

Pernyataan Gubernur Bali Wayan Koster yang menyatakan proyek Terminal LNG Sanur – Sidakarya Aman dari Sisi Lingkungan dan Bagian dari Program Bali Mandiri Energi Bersih, dan aman dari sisi keselamatan dan penyelamatan lingkungan, terlalu menganggap enteng (under estimate) persoalan.

Hal itu dikatakan Jro Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, ekonom, pengamat: ekonomi pembangunan dan kecenderungan masa depan, Kamis 12 Juni 2025.

” Di atas kertas, barang kali bisa begitu, tetapi pengerjaan proyek di lapangan, punya risiko lapangan tinggi. Bagaimana jika proyek gagal dalam penyelamatan lingkungan, biaya rehabilitasi lingkungan amat besar, bahkan nyaris LINGKUNGAN NYARIS TIDAK BISA DIPULIHKAN,” kata Jro Gde Sidibya.

Karena risiko lingkungan ini, lanjut Jro Gde Sudibya, sudah semestinya Gubernur Koster mengambil inisiatif untuk melakukan uji publik terhadap proyek ini, tentang kelayakan lingkungannya, di hadapan para pakar: lingkungan, teknologi yang relevan dan tokoh masyarakat yang merepresentasi kepentingan publik.

Tamsilnya, katanya, tidak membuat masyarakat Sanur – Sidakarya dan Bali pada umumnya, “membeli kucing dalam karung”. Dalam kritik bernada satire: fenomena “musang berburu ayam”.

Menurutnya, upaya membangun narasi untuk meloloskan proyek ini, untuk membangun program Bali Mandiri Energi Bersih, ini merupakan PR besar bagi kepemimpinan Gubernur Koster, dengan segera menyiapkan: Peta Jalan Bali Mandiri Energi Bersih.

“Perlu studi kelayakan awal – preleminary studi – tentang sebut saja: pilihan teknologi untuk menjawab tantangan Energi Bali Masa Depan, Pendanaan, Skema pengoperasian. Karena proyek ini memerlukan pendanaan sangat besar, APBD tidak akan sanggup mendanainya. Belajar dari pengalaman China dalam melakukan transformasi energi di masa pandemi, tahun 2021 – 2022, terjadi kekurangan pasokan listrik luar biasa, 80 kota industri mengalami giliran pemadaman, dengan risiko kerugian yang amat besar. Kembali melakukan impor batu bara dalam jumlah besar dari Indonesia, 1,2 M ton tahun 2021 – 2022, padahal negara ini punya cadangan baru bara terbesar dunia,” katanya.

Dikatakan, Program Bali Energi Bersih perlu perencanaan amat sangat matang, dengan kepakaran dan integritas keilmuan tinggi, untuk tidak terjebak ke dalam situasi sebatas harapan, ilusi kosong – wisful thingking-, yang kemudian sekadar jatuh menjadi jargon politik semata.

Jurnalis Nyoman Sutiawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here